jpnn.com - PADANG - Sebanyak empat warga negara asing (WNA) dan dua warga negara Indonesia (WNI) dievakuasi Tim Search And Rescue (SAR) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, seusai kapal yang ditumpanginya mengalami kerusakan mesin di perairan Mentawai.
Adapun empat WNA tersebut ialah Santos Junqueira (40), Parker JR David Timothy (40), Papageorge Andreas (52) dan Prior Barbosa (34). Kemudian, dua WNI yang bertugas sebagai ABK ialah Joni (35) dan Suardijen (47).
BACA JUGA: Hingga H1 IdulFitri 2023, Jumlah Penumpang Kapal Naik Dibanding 2022
“Kapal tersebut mati mesin, terombang-ambing dan meminta bantuan untuk dievakuasi,” kata Kepala SAR Kabupaten Kepulauan Mentawai Akmal saat dihubungi di Mentawai, Selasa (25/4).
Menurut Akmal, informasi adanya kecelakaan kapal tersebut diterima SAR dari Korps Kepolisian Perairan dan Udara Kabupaten Kepulauan Mentawai pukul 00.40 WIB.
BACA JUGA: Begini Kondisi Isyana Sarasvati Setelah Didiagnosis Menderita SLE
Kapal Motor Saraina dengan panjang 18 meter tersebut terombang-ambing di sekitar perairan Sipora Utara atau tepatnya antara Pulau Sipora Utara dengan Pulau Awera.
Pada saat proses evakuasi, SAR Mentawai mencatat kecepatan angin 2 hingga 15 knot dengan tinggi gelombang 1,25 sampai dengan 2,5 meter serta dalam kondisi hujan ringan.
BACA JUGA: Gempa Magnitudo 6,1 Guncang Mentawai Minggu Dini Hari
Selain Tim SAR, TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana, tim medis dan masyarakat setempat juga ikut serta membantu proses evakuasi.
SAR Mentawai menyampaikan lima imbauan penting bagi masyarakat, nelayan, wisatawan hingga pengusaha kapal wisata.
Memperhatikan kondisi cuaca sebelum berlayar dengan rujukan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Berikutnya, memastikan kesiapan logistik kapal termasuk bahan bakar minyak (BBM) kapal tercukupi, mengecek kondisi mesin kapal, menyiapkan dan mengecek ulang alat keselamatan seperti pelampung serta alat pemancar sinyal.
Selanjutnya, bagi masyarakat yang berlibur ke objek wisata terutama ke pantai-pantai yang ada di Kepulauan Mentawai harus mengawasi anak dengan ekstra apabila bermain ke bibir pantai. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi