Kapal Terbalik, Dua Wisatawan Tewas

Senin, 27 April 2015 – 09:06 WIB

jpnn.com - TEGAL – Niat berwisata ke Pulau Penyawakan di perairan Indramayu, Jawa Barat, dua wisatawan justru menemui ajalnya. Kapal yang ditumpanginya bersama 7 orang lainnya terbalik.

Gelombang setinggi tiga meter datang dan menghantam perahu yang membawa sembilan waria tersebut dan perahu pun terbalik, Jumat (24/4). Penumpang dan dua orang awak kapal pun terjebur ke laut.

BACA JUGA: Pembunuh PNS Cantik Ngaku Punya Banyak Istri

Beruntung dalam keadaan terombang ambing di tengah laut, sebuah kapal ikan jenis phursin KM Bangkit Bahari, yang dinakhodai Sahuri (40), warga Desa Bongkok Kecamatan Kramat memberikan pertolongan.

Seluruh penumpang dan awak kapal berhasil diangkat ke atas KM Bangkit Bahari. Setelah seluruh korban diangkat, kapal jenis sopek lebar 2,5 meter dan panjang delapan meter yang disewa para waria tersebut perlahan-lahan akhirnya tenggelam. Namun naas, dari sembilan  penumpang itu, nyawa dua orang atas nama Mimin dan Yuyun tidak bisa ditolong.

BACA JUGA: Siswa SMK Nyaris Tewas Ditusuk, Pelakunya Pecatan Polisi

”Korban meninggal diduga akibat kehabisan tenaga dan nafas setelah lama berenang di tengah gelombang tinggi. Korban selamat dan dua korban meninggal langsung dibawa menuju Pelabuhan Niaga Tegal,” ungkap Sahuri saat ditemui, Minggu (27/4) kemarin.

Setelah menempuh perjalanan sekitar enam jam dari Pulau Rakit atau Pulau Penyawakan perairan Indramayu, KM Bangkit Bahari berhasil mendarat di Pelabuhan Tegal pada Sabtu (25/4) sekitar pukul 10.00 WIB.

BACA JUGA: Mantan Kepala BKD jadi Tersangka Kasus Suap Penerimaan CPNS

”Selama dalam perjalanan menuju pelabuhan Niaga Tegal ke dua jenazah Mimin dan Yuyun dimasukkan dalam ruang pendingin,” ungkapnya.

Setelah mendarat di dermaga Pelabuhan Niaga Tegal, kedua jenazah pun langsung dibawa ke Kamar Jenazah RSUD Kardinah Tegal. Korban meniggal dan korban selamat pun diidentifikasi oleh petugas. Kemudian kedua jenazah dibawa ke Indaramayu.

Menurut salah seorang korban Sutono, 21, dengan nama panggilan Fano, kepergiannya ke Pulau Rakit dengan menyewa perahu itu untuk refreshing. Namun, keadaan gelombang saat itu tingginya mencapai sekitar tiga meter.

”Kami rombongan mau refreshing, tapi dalam perjalanan datang ombak besar,” tutut Sutono.

Sementara, tokoh nelayan M. Rasmani yang pernah menjadi nakhoda mengaku sangat paham benar dengan keadaan Pulau Rakit. Dia menuturkan, dari pelabuhan Indramayu menuju Pulau Rakit bisa makan waktu sekitar empat jam.  Umumnya, masyarakat yang menuju ke Pulau Rakit ingin ziarah. Sebab, di sana ada sebuah candi yang diberi nama Candi Kiam.

 ”Sebagai nelayan, kami mengimbau kepada nelayan apabila menemui peristiwa kecelakaan di tengah laut, untuk memberikan upaya pertolongan. Seperti yang dilakukan KM Bangkit Bahari,” tutur Rasmani.(din/fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu PNS Dipecat, Dua Pegawai Diturunkan Pangkatnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler