jpnn.com, SUKA MAKMUE - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Nagan Raya, Aceh, mulai menyelidiki indikasi pencemaran lingkungan terkait tumpahnya material batu bara sekitar 100 ton, dari sebuah kapal tongkang di kawasan Pantai Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya, Rabu (29/7).
"Penyelidikan ini perlu kami lakukan karena material batu bara tersebut diduga tumpah ke dalam laut diperkirakan sekitar 100 ton," kata Kepala DLHK Nagan Raya, Teuku Hidayat di Suka Makmue, Rabu malam.
BACA JUGA: Pupuk Batu Bara Asal Indonesia Dapat Pengakuan di Amerika
Ia menjelaskan, kapal tongkang tersebut sebelumnya terdampar ke pinggir pantai setempat terjadi sejak Selasa (28/7) lalu saat badai melanda daerah ini.
Kapal tongkang ini diduga mengangkut material bahan bakar untuk operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 1-2 Nagan Raya, berlokasi di Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya.
BACA JUGA: Dulu Membunuh, Sekarang Edarkan Narkoba, Oh GG
Pihaknya juga sedang menunggu manifest terkait data jumlah material batu bara yang diangkut, untuk mengetahui besaran material batu bara yang tumpah ke laut, sekaligus mencegah kerusakan lingkungan.
"Kalau manifestnya sudah ada, nanti akan lebih mudah dilakukan pengecekan berapa jumlah batu bara yang diangkut serta berapa jumlah batu bara yang tumpah ke laut," kata Teuku Hidayat menambahkan.
BACA JUGA: Spanduk Habib Rizieq Dibakar, FPI dan Mujahid 212 Siap Siaga
Tidak hanya itu, DLHK Nagan Raya juga berencana menggandeng DLHK Provinsi Aceh untuk menurunkan tim ke daerah, agar penanganan masalah ini bisa secepatnya terungkap.
"Nanti kami juga akan datangkan tim untuk menyelam, sehingga bisa diketahui material batu bara yang sudah tumpah ke laut. Sehingga semuanya menjadi jelas," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti