jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah menyadari belum bisa memastikan kapan dampak virus Covid-19 berakhir di Indonesia. Namun, pemerintah terus menganalisis serta memperbarui metode pendekatan baru untuk menekan pertumbuhan Covid di tanah air.
"Pendekatan yang selama ini dilakukan kuratif pada saat awalnya. Sekarang sudah bergeser kepada preventif promotif dengan harapan lebih hemat, efisien dan berkelanjutan. Karena kami tidak tahu sampai kapan kita akan berhadapan dengan penyakit ini di dunia," kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (24/6).
BACA JUGA: Update Corona 24 Juni: Tak Terkendali Dalam Empat Hari Ini
Wiku menerangkan, masyarakat harus beradaptasi agar tetap produktif dan aman dari virus Covid-19.
Bukan hanya itu, Wiku juga mengingatkan bahwa dunia sejak 2004 cukup mendapat ancaman dari berbagai virus menular. Setidaknya ada empat penyakit baru yang menimbulkan korban puluhan juta jiwa di dunia.
BACA JUGA: Update Corona 24 Juni: Buruk dari Semua Sisi
"Maka dari itu Indonesia harus bersiap-siap menghadapi ini untuk masa yang akan datang. Selain dengan Covid-19, kami mengalami masalah tingginya risiko penyakit menular dan beban penyakit tidak menular, ditambah dengan tidak memiliki navigasi dalam data yang tidak terintegrasi dan valid dan masih terfokus pada kuratif," kata dia.
Kekalahan dari metode kuratif, menurut Wiku, tidak bisa mengimbangi dampak penyakit menular. Sementara preventif promotif, bisa membuat masyarakat hidup produktif dan aman Covid-19 melalui sejumlah tahapan.
BACA JUGA: Kasus Penyebaran Covid-19 di Jatim Merajelela, Presiden Jokowi Turun Tangan
"Terlihat dari kebijakan ini, posisi Indonesia dibanding negara lain ternyata secara ekonomi dan kesehatan, kita tidak lebih buruk daripada yang lain. Bahkan kita relatif netral. Ini adalah modal kita untuk maju ke depan," jelas Wiku. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga