jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan penentuan 1 Ramadan atau puasa tahun ini akan dilakukan setelah hasil sidang isbat digelar besok.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib mengatakan pemerintah akan menggelar sidang isbat pada 1 April bertepatan dengan 29 Syaban 1443 Hijriah.
BACA JUGA: Jadwal Sidang Isbat Awal Ramadan 1443 H Digelar 1 April, Ada Livestreaming
Sidang isbat dihelat oleh Kementerian Agama, sebagaimana amanah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.
Adib mengatakan sidang isbat dihadiri oleh MUI, perwakilan ormas Islam, DPR, sejumlah duta besar negara sahabat, serta kementerian dan lembaga terkait.
BACA JUGA: Kapan Puasa 2021 Dimulai? Tunggu Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadan 1442 H
Kemenag berperan sebagai fasilitator bagi para ulama, ahli, dan cendekiawan untuk bermusyawarah menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
"Sidang isbat selama ini menjadi sarana bertukar pandangan para ulama, cendekiawan, maupun para ahli terkait penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," kata dia.
BACA JUGA: 15 Maret Awal Syakban, Kapan Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadan?
Selain itu, Adib menyebut ada potensi perbedaan awal puasa antara ketetapan pemerintah dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
"Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," ujar Adib di Jakarta, Kamis (31/3).
Adib menjelaskan potensi perbedaan awal Ramadan 1443 Hijriah karena metode perhitungan yang berbeda.
"Muhammadiyah akan mengawali Ramadan pada 2 April 2022, sedangkan lainnya berpotensi pada 3 April 2022," katanya.
Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag Ismail Fahmi menjelaskan pada hari pelaksanaan rukyat atau pemantauan, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara satu derajat 6,78 menit sampai dengan dua derajat 10,02 menit.
Kemenag menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah berdasarkan metode hisab dan rukyat.
Hasil perhitungan astronomi atau hisab, dijadikan sebagai informasi awal yang kemudian dikonfirmasi melalui metode rukyat (pemantauan di lapangan).
Posisi hilal pada kisaran 1-2 derajat ini cukup krusial dalam konteks rukyat atau pemantauan. Apalagi, kriteria baru telah disepakati MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
MABIMS menetapkan awal penentuan Hijriah yakni posisi hilal saat Matahari terbenam sudah tiga derajat dan elongasi 6,4 derajat
"Dalam konteks inilah ada potensi perbedaan awal Ramadan," kata dia.
Namun, dia menegaskan sidang isbat akan menunggu laporan hasil pemantauan hilal, apakah ada yang melihat ataukah tidak.
"Selanjutnya, peserta sidang akan bermusyawarah untuk menentukan awal Ramadan. Jadi, mari tunggu pengumuman hasil dari sidang isbat," kata dia.
Di sisi lain, ketinggian hilal ini menjadi dasar bagi Muhammadiyah yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal untuk menetapkan awal Ramadan bertepatan 2 April 2022. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul