Kapolda Sumsel Janji Tindak Anak Buahnya

Kamis, 04 Juli 2013 – 02:44 WIB
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Selatan (Sumsel), Inspektur Jenderal (Irjen) Pol, Saud Usman Nasution langsung terjun ke lapangan. Dia meluncur bersama pejabat utama seperti Direktur Kriminal Umum, Direktur Sabhara, Kabid Propam, dan Kabid Dokes Polda Sumsel. Kemarin, Kapolda bahkan melihat langsung proses bedah autopsi di Kamar Jenazah RSUD dr Sobirin Kota Lubuklinggau, memeriksa dan mengevaluasi prosedur penegakan hukum secara transparan terkait tewasnya Herlika alias Heri (19). FOTO: Lubuk/JPNN
MURATARA - Kapolda Sumsel Irjen Pol Saud Usman Nasution, langsung terjun ke lapangan. Dia meluncur bersama pejabat utama seperti Direktur Kriminal Umum, Direktur Sabhara, Kabid Propam, dan Kabid Dokes Polda Sumsel untuk melihat langsung proses bedah autopsi di Kamar Jenazah RSUD dr Sobirin Kota Lubuklinggau.

"Kita segera memeriksa dan  mengevaluasi prosedur penegakan hukum secara transparan terkait tewasnya Herlika alias Heri (19), " ujar Saud seperti yang dilansir Sumatera Ekspres (JPNN Group), Kamis (4/7).

Jenderal pemilik dua bintang di pundaknya itu berjanji akan menindak anak buanya jika melakukan tindakan di luar dari prosedur kepolisian. "Kita periksa dan evaluasi prosedur yang ada," katanya.
     
Sementara itu, Amrullah, kakak sepupu tersangka Herlika alias Heri menyesalkan aksi penembakan terhadap Heri. "Dio (Heri) itu sepuluh betul orangnya dan bukan tersangka atau bandit besar yang dituduhkan aparat kepolisian," ujar Amrullah. 
Menurutnya, usai mendapatkan informasi tewasnya Heri warga dengan spontanitas melakukan aksi pembakaran mapolsek. "Kita tidak menyuruh, tetapi aksi spontan warga. Kita inginkan pembuktian mana yang benar menurut polisi. Jika Heri memang tersangka yang dituduhkan," jelas dia. 
   
Pantauan Sumatera Ekspres, keluarga korban yang masih berduka mengikuti dengan seksama proses autopsi yang dimulai pukul 09.00 WIB kemarin oleh tim dokter Labfor dari Polda Sumsel. Keluarga berharap agar kematian Heri diusut tuntas dan tetap beranggapan kalau polisi salah tangkap. "Yang jelas polisi salah tangkap, sebab yang dicari Syaiful (kakak Heri). Tidak tahunya adiknya (Heri). Mereka berdua ini mirip mukanya. Kami minta diusut tuntas," kata Soldi (40), paman dari Heri.

Heri tewas setelah timah panas polisi menembus dadanya dalam sebuah penggerebekan, Selasa (2/7). Versi Polisi, Heri merupakan target operasi (TO) dengan tindakan kriminal perampokan.

Saat itu, Heri bersama kakaknya Syaipul yang juga merupakan TO. Namun, Syaipul berhasil melarikan diri sementara Heri dilumpukan dengan senjata api.

Insiden penembakan Heri memicu amarah warga. Sesaat kemudian, dua kantor Polsek dibakar warga. Polsek pertama yang dilalap api adalah Polsek Rupit. Kemudian berlanjut ke Polsek Rawas Ulu yang jarak tempuhya sekitar setengah jam dari Polsek Rupit. (wek/awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI Kirim 5 SSK ke Bener Meriah Aceh

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler