jpnn.com, BATAM - Warga yang terdampak PSN Rempang Eco City bersedia pindah ke lokasi yang disediakan BP Batam di Tanjung Banon, Pulau Rempang.
Kapolresta Barelang, Nugroho Tri Nuryanto mengatakan relokasi berjalan aman.
BACA JUGA: SIG Tanam 503.466 Pohon di Lahan Pascatambang Pabrik Tuban
“Alhamdulillah kami, Babinsa, semua pendekatan dengan masyarakat, tokoh masyarakat, sekarang ini baik-baik aja komunikasinya,” bebernya.
Merujuk data dari BP Batam, terdapat 4 Posko Pelayanan bagi warga yang akan mengikuti program relokasi, yakni di RSKI, Kantor Camat Galang, Kantor Lurah Cate dan PTSP.
BACA JUGA: PT Kliring Berjangka Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp 60,7 Miliar
Total warga yang mendaftar 392 hunian, total warga yang konsultasi 595 hunian.
Nugroho menjelaskan, kepolisian kawasan setempat tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai tim pengamanan sehingga relokasi warga dan pembangunan proyek Rempang Eco City tetap berjalan baik dan sesuai target.
BACA JUGA: Ramadan, Home Credit Tawarkan Promo Bunga 0% dan Bebas 1x Cicilan
“Kami cuma mengamankan saja, jadi yang, nanti teknis pemindahannya bagaimana, relokasi seperti apa, kami dari kepolisian hanya mengamankan, mengawal PSN itu biar aman, tidak ada gejolak, itu saja,” tutur dia.
“Seandainya, contohnya kalau nanti ada masyarakat yang menyebarkan berita hoaks soal Rempang, ya berarti urusannya sama kami. Kalau ada yang menghasut, mengintimidasi, berarti urusannya sama kami, ya itu saja,” lanjut Nugroho.
Badan Pengusahaan (BP) Batam menargetkan pembangunan 961 unit rumah parmanen bagi warga Rempang yang terdampak proyek Rempang Eco-City selesai September 2024.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait mengatakan pengerjaan 961 unit rumah baru akan dikerjakan pada April tahun ini, setelah perusahaan merampungkan proses lelang yang diperkirakan selesai pada minggu kedua bulan ini.
Saat ini, BP Batam juga masih melihat proses pematangan lahan dari Kementerian PUPR.
"Kami juga masih melihat proses pematangan lahan dari Kementerian PUPR. Pada prinsipnya, semua pihak ingin pembangunan seluruh rumah baru ini bisa rampung pada September 2024," ujar Ariastuty, Sabtu (16/3).
Terkait pembebasan lahan untuk pembangunan hunian warga, hampir selesai. Saat ini, hanya tinggal 3 persil dengan luas 1,05 Hektare (ha) dari luas keseluruhan, 93,87 hektar.
Warga yang menyerahkan tanahnya secara sukarela akan menerima sagu hati alias kompensasi atas penggantian lahan, bangunan hingga tanaman yang tumbuh.
Seluruh bangunan hingga tanaman yang tumbuh akan dihitung oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) dan sesuai dengan NJOP yang telah disepakati seluruh FKPD Kepri serta FKPD Kota Batam.
Setiap masyarakat akan menerima sagu hati yang berbeda-beda, sesuai dengan luasan lahan yang digarapnya selama ini.
“Setiap warga yang telah sepakat, langsung kami fasilitasi untuk pembukaan rekening dan menyelesaikan administrasi sagu hati yang akan diterima,” paparnya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada