Kapolri Minta HIPMI Kawal Kebijakan Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Pandemi

Jumat, 18 Maret 2022 – 18:50 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat acara Forum Bisnis Sidang Pleno HIPMI dengan tema 'Kolaborasi Pengusaha Muda dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional Pasca-Pandemi' di Hotel Trans Resort Bali, Jumat (18/3). Foto: Dok Polri.

jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mendorong pengurus maupun anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengawal serta mendukung kebijakan pemerintah terkait pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Menurut Kapolri Jenderal Listyo, sudah menjadi tantangan bagi semua unsur masyarakat untuk bersama-sama mencapai target pertumbuhan ekonomi 2022. 

BACA JUGA: Kapolri dan Mendag Lutfi Mengecek Pabrik Minyak Goreng di Jakarta Utara, Ini yang Ditemukan

"Memang betul-betul harus kita jaga agar terus bisa tumbuh di atas angka lima persen. Karena menjadi syarat kita bisa terlepas dari yang biasa disebut middle income trap," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/3).

Sigit mengatakan itu saat menjadi salah satu pemateri di acara Forum Bisnis Sidang Pleno HIPMI dengan tema 'Kolaborasi Pengusaha Muda dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional Pasca-Pandemi' di Hotel Trans Resort Bali, Jumat (18/3).

BACA JUGA: Jenderal Listyo: Kehadiran Cepat Pasukan Brimob Polri Diperlukan

Kapolri di hadapan anggota HIPMI kembali mengingatkan tentang pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika acara Rakernas HIPMI 2021 lalu.

Menurutnya, kala itu Presiden Jokowi menyatakan kader HIPMI pasti bisa membalik tantangan menjadi sebuah peluang. Kemudian, membalikkan bencana pandemi Covid-19 menjadi sebuah kebangkitan ekonomi.

BACA JUGA: Ganjar Dorong HIPMI Berkolaborasi dengan Pemerintah Bangkitkan Perekonomian

"Jadi ini, sengaja saya mengingatkan kepada rekan-rekan," kata Sigit.

Saat ini, dia menambahkan bahwa pemerintah tengah melakukan berbagai macam program pemulihan ekonomi nasional. 

Oleh karena itu, HIPMI diharapkan melakukan berbagai hal dalam upaya mendukung program-program tersebut.

Mulai dari melakukan sosialisasi, lalu bagaimana mengembangkan usaha-usaha dengan UMKM maupun e-commerce. 

"Kemudian penyaluran KUR, serta juga kegiatan FGD dan talkshow yang tentunya semua ini kami harapkan dapat melahirkan pengusaha baru," ujarnya.

Mantan Kabareskrim Polri ini menyebut dengan adanya perkembangan lingkungan global tentunya hal tersebut juga memberikan dampak terhadap Indonesia. 

Oleh karena itu, kata dia, diperlukan kerja sama dan sinergi seluruh stakeholder dalam mengawal program pertumbuhan ekonomi nasional. 

"Yang menjadi tantangan kita saat ini, kita berusaha untuk bisa lepas dari middle income trap," ujarnya di hadapan anggota HIPMI. 

Namun, lanjut dia, di sisi lain kondisi pandemi Covid-19 yang ada sekarang ini tentunya menjadi tantangan berat. 

"Yang harus dilakukan adalah konsolidasi yang kuat untuk bisa menjaga," ucap eks Kapolda Banten itu.

Menurut Sigit, untuk terus mencapai target pertumbuhan perekonomian Indonesia, harus diiringi dengan pengendalian pandemi Covid-19 yang optimal. 

Terkait hal itu, Sigit menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal keempat sebesar 5,02. Dia pun berharap di Kuartal I-2022 bisa berada di angka 5,3 hingga 5,5. 

Menurut dia, berdasar data Indeks Nikkei akhir tahun lalu, Indonesia menjadi negara yang berada di urutan pertama dari segi pengendalian Covid-19.

Sementara, dari CDC Amerika Serikat, Indonesia berada di kategori level I.

Indonesia bahkan saat ini menjadi peringkat lima di dunia terbanyak terkait penyuntikan dosis vaksin, dengan jumlah 360,8 juta. 

Menurut Sigit, kerja keras seluruh stakeholder termasuk HIPMI penting untuk mendukung agar ekonomi bisa bertumbuh di tengah pandemi Covid-19. 

"Karena kuncinya memang negara mana yang bisa mengendalikan laju Covid-19, maka dialah yang menjadi pemenang dan itu yang sekarang terus kita laksanakan," ucap Sigit.

Di sisi lain, dia mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia juga melakukan transformasi ekonomi dengan konsep green dan blue economy.

Menurutnya, hal itu untuk menjadikan sumber kekuatan perekonomian yang baru. 

"Saya kira ini memang komitmen yang harus dilakukan untuk menjaga bumi, alam dan masa depan generasi akan datang. Tolong hindari hal-hal yang bisa berdampak perusakan lingkungan. Hindari kawasan hutan lindung untuk masa depan kita," tutur Sigit.

Tak hanya itu, Sigit menyebut, dalam semangat transformasi Presisi, Polri akan berkomitmen untuk terus mendukung dan mengawal iklim usaha dan investasi yang kondusif. 

Hal itu tertuang dalam transformasi operasional dalam program kedelapan, yakni pemulihan ekonomi nasional.

Menurutnya, terkait dengan kebijakan iklim investasi, Korps Bhayangkara telah membuat program Polri Presisi.

"Saya masukkan di dalam program dan kegiatan aksi kami. Tidak usah khawatir, kami pasti mendukung mengawal rekan-rekan yang memang memiliki jiwa entrepreneur dan kreativitas," katanya.

"Kami sudah sampaikan anggota terhadap kegiatan usaha tolong dikawal. Kalau kurang izin lakukan pendampingan," ungkap Sigit.

Dia memaparkan dalam mewujudkan komitmen iklim investasi dan usaha yang kondusif, Polri telah membentuk Satgas Mafia Tanah, Satgas Penanganan Konflik Sosial, Satgas Waspada Investasi, Satgas PEN, dan lainnya. 

"Namun itu semua tentunya saya harapkan juga, agar program saya bisa berjalan bagaimana kami masuk dan lakukan pendampingan," katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, rekan-rekan pengusaha yang tergabung dalam HIPMI bisa melaksanakan usahanya sesuai apa yang diharapkan tanpa takut memiliki masalah hukum. 

"Saya juga titip pesan mari kita menciptakan iklim usaha yang baik," papar Sigit.

Tak lupa, Sigit juga menyinggung soal bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia. Oleh karena itu, Sigit juga mengajak HIPMI untuk mewujudkan SDM yang unggul.

Dengan begitu, kata Sigit, pada 2045 terwujud Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh dan Indonesia emas. 

"Saya mengingatkan motto HIPMI jadilah pengusaha pejuang, pejuang pengusaha. Jadilah pengusaha nasional yang tak hanya tangguh di dalam negeri, tetapi tangguh di kawasan global, dengan tetap memiliki wawasan kebangsaan," tutup Sigit. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler