Karam, Muatan Kapal Dijarah Warga

Sabtu, 15 Desember 2012 – 17:07 WIB

PONTIANAK - Kapal Layar Motor Rema Raksa Perkasa yang tenggelam di alur Sungai Kapuas Kamis (13/12) pagi, hingga Jumat (14/12) sore belum berhasil dievakuasi. Diperkirakan butuh waktu satu hingga dua bulan untuk bisa mengangkat kapal tersebut dan membawanya ke Pontianak.
 
Koordinator Pengamanan dan Penertiban Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak Yasidi Bustam mengatakan, pihaknya sudah meminta pemilik kapal untuk segera mungkin melakukan pembongkaran dan penimbulan kapal. “Supaya tidak menganggu arus pelayaran,” jelasnya.
 
Kapal motor dengan panjang 45 meter dan lebar 12 meter tersebut tenggelam di tengah alur sungai Kapuas. Sebagian besar badan kapal tenggelam ke dasar sungai. Hanya bagian atas kapal yang masih terlihat. Namun tenggelamnya kapal yang membawa sekitar 600 ton muatan tersebut sejauh ini belum mengganggu alur pelayaran, baik dari dan menuju pelabuhan.

“Tidak mengganggu karena masih ada space (ruang). Kiri kanan masih ada celah di atas 80 meter. Jadi kapal-kapal masih bisa lewat,” kata Yasidi saat meninjau lokasi kejadian, Jumat sore.  Menurut Yasidi, kapal-kapal dengan ukuran 2.000 hingga 3.000 grosstonage masih bisa lewat tanpa gangguan.
 
Pantauan Pontianak Post di lokasi kejadian terlihat banyak warga yang datang dengan tujuan menjarah muatan kapal. Seratusan orang datang dengan perahu untuk mengambil apa saja muatan kapal tersebut. Mulai dari kasur, tas, pakaian, hingga ember. Mereka menyelam ke dalam ruang kapal untuk mengambil barang-barang tersebut. Barang-barang hasil jarahan itu kemudian diangkut dengan kapal yang mereka bawa. Tidak hanya laki-laki, para perempuan dan anak-anak turut menjarah muatan kapal.
 
Petugas yang menjaga kapal tak bisa berbuat apa-apa karena banyaknya penjarah. Meski sebelumnya mereka sudah berusaha mencegah, namun tak berhasil menghalangi aksi penjarahan. “Sejak awal kami sudah menghalangi, tetapi makin banyak warga yang datang,” katanya.

Andry, perwakilan Perusahaan Pelayaran Rakyat Ekasari Bahari yang menjadi agen kapal tersebut mengatakan diprediksi kerugian akibat tenggelam kapal tersebut mencapai Rp8 miliar. “Kerugian pasti belum kita ketahui karena kami masih harus menghitung daftar muatan. Namun kita perkirakan kerugian dari muatan sebesar Rp3 miliar dan kerugian kapal Rp5 miliar. Jadi total Rp8 miliar,” katanya.

Pihak perusahaan masih belum tahu pasti soal penggantian kerugian dari Pertamina. “Untuk penggantian kita belum tahu. Tetapi kemarin Pandu Alam dan pihak Pertamina sudah melihat lokasi. Kita belum konfirmasi kembali. Untuk sementara kita utamakan evakuasi kapal dulu. Mungkin 1-2 bulan,” katanya.
 
Mengenai penjarahan muatan kapal, pihaknya mengaku tak bisa berbuat apa-apa. “Dari semalam sudah kita jaga ketat, tetapi masyarakat kurang mendukung. Mereka tidak tahu kita dapat musibah. Dari pagi sejak kejadian saya ada di lokasi. Sudah ditahan-tahan. Tapi tetap saja. Kami tidak bisa mencegah,” kata Andry.

Kapal Motor Rema Raksa Perkasa tenggelam Kamis pagi sekitar pukul 07.00 setelah bertabrakan dengan Kapal pengangkut BBM Pertamina MT Asumsi XXVI. Belum diketahui pasti penyebab tabrakan ini. Namun saat kejadian diketahui kondisi lokasi sedang berkabut tebal.

Salah seorang awak kapal yang bertugas sebagai teknisi mesin Samsyuddin bercerita saat kejadian dirinya sedang berada di ruang mesin. Saat itu pukul 07.00, tiba-tiba terdengar suara keras. “Suaranya seperti petir. Keras sekali. Benturan terasa kuat sekali. Saya langsung naik ke atas. Rupanya kapal tertabrak,” paparnya.
 
Awak kapal dan nakhoda yang semuanya berjumlah 10 orang lantas naik ke dek kapal. “Semuanya panik,” kata Syamsuddin saat ditemui di lokasi kejadian sembari memandangi para warga yang menjarah kapal. Bagian yang tertabrak adalah bagian belakang sebelah kanan. Kapal bocor dan 30 menit kemudian kapal tenggelam. Untung bagian atas kapal tak tenggelam sehingga para awak kapal masih selamat.
 
Menurut Syamsuddin, kapal Rema Raksa Perkasa melaju dengan kecepatan 2,5 mil perjam. “Ini tergolong lambat,” kata Syamsudin. Sementara itu kapal Pertamina melaju cukup kencang. “Mereka tidak menghidupkan sirine dan lampu flash on, lampu jalan juga tidak hidup, baik kanak atau kiri,” ujarnya. Padahal saat itu kondisi di lokasi sedang berkabut tebal.

Yasidi mengatakan, untuk sementara ini pihak Pertamina sudah mengadakan konfirmasi pada Syahbandar bahwa mereka akan bertanggung jawab.  Untuk mengetahui penyebab terjadinya tabrakan ini Syahbandar akan melakukan pemeriksaan pada nakhoda kedua kapal tersebut. “Nakhoda dan mualim kapal hari Senin akan kami periksa,” ujar Yasidi.

Tabrakan terjadi di Wajok, pada posisi lintang 00-02,89 N dan bujur 109-12,70 E. Tidak ada korban jiwa, namun barang yang diangkut Rema Raksa Perkasa terendam air. Rema Raksa Perkasa dinakhodai Raji, sedangkan Asumsi XXVI dinakhodai Sugeng Suryanto. Berdasarkan berita acara yang dicatat Adpel Pontianak, kedua kapal berlayar pelan dengan kecepatan sekitar 4,9 knot.

Dengan arah berlawanan Rema Raksa Perkasa berada di sebelah kiri haluan Asumsi XXVI. Tiba-tiba Rema Raksa perkasa memotong haluan Asumsi dari sebelah kiri ke kanan tanpa komunikasi radio. “Berita acara dari hasil pemeriksaan sementara nakhoda dan pengamatan pandu laut,” ucap Suhardi, kepala Seksi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Adpel Pontianak, Kamis.
 
Suhardi mengatakan jarak pandang di lokasi saat kejadian hanya 50 meter. Padahal jarak pandang normal tidak kurang dari 100 meter. “Dengan kondisi kabut komunikasi radio sangat penting untuk menghindari kecelakaan,” paparnya. (her)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Stok BBM Jelang Natal Dipastikan Aman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler