Karbohidrat Lebih Berbahaya bagi Arteri Dibanding Lemak

Jumat, 17 Januari 2014 – 18:08 WIB

jpnn.com - DIET tinggi lemak selalu menjadi kambing hitam atas banyaknya kasus penyakit jantung dan pembuluh darah. Namun, sebagian ilmuwan mengatakan  bahwa karbohidrat membawa ancaman lebih besar dibandingkan makanan berlemak.

Beberapa ilmuwan menilai, anggapan bahwa diet tinggi lemak bisa berdampak buruk bagi jantung berasal dari salah penafsiran. Akibatnya, tidak cuma menjadi mitos tetapi di kalangan medis pun memicu over-medikasi atau pengobatan berlebihan yang sebetulnya tidak perlu.

BACA JUGA: Tips Bagi Ibu Hamil yang Susah Tidur

Beberapa negara di barat, seperti Swedia, saat ini telah menerapkan panduan pola makan yang tidak terlalu membatasi lemak. Sebaliknya, karbohidrat justru tidak boleh terlalu banyak.

Seorang pakar kardiologi, Dr. Aseem Malhotra mengawali debat di British Medical Journal untuk membantah pendapat yang mengambinghitamkan lemak sebagai penyebab sakit jantung. Ia mengutip penelitian tahun 1970 yang menunjukkan adanya hubungan antara penyakit jantung dan kadar kolesterol dalam darah.

BACA JUGA: Posisi Tidur Pengaruhi Gairah Bercinta

Kolesterol dalam darah ituberhubungan dengan kalori yang diperoleh dari lemak jenuh. "Tapi hubungan itu bukan sebab akibat," kata Dr. Malhotra, seperti dilansir laman Daily Mail, Kamis (16/1).

Prof Robert Lustig, ahli endokrinologi anak dari University San Francisco mengatakan, makanan sesungguhnya harus menyehatkan dan bukan malah menjadi penyakit. Menurutnya, lemak menyandang reputasi buruk sejak paruh kedua dari abad ke-20, saat lemak dan gula ditambahkan bersama-sama dalam makanan olahan.

BACA JUGA: 3 Cangkir Kopi Sehari Bisa Kurangi Risiko Kanker Hati

Pendapat senada juga disampaikan Prof Timothy Noakes, ahli kesehatan olahraga dari University of Cape Town. Menurutnya, memandang kolesterol sebagai satu-satunya penyebab penyakit jantung koroner adalah kesalahan medis terburuk sepanjang masa.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terlalu Laki-laki Lebih Cepat Mati


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler