Karena Rendang, Vino G Bastian Sulit Yakinkan Sponsor

Senin, 27 Januari 2014 – 05:13 WIB

jpnn.com - VINO G Bastian memperkenalkan film terbarunya, Tabula Rasa. Tetapi kali ini bukan dia bintang utamanya. Suami Marsha Timothy itu bekerja di belakang layar sebagai Associate Producer.

”Ini film pertama saya, dimana saya berada di balik layar menjadi produser. Kerjaan apa saja yang menyangkut produksi film, mulai (menyiapkan) cerita film, pemain, pokoknya semuanya,” kata Vino seperti yang dilansir INDOPOS (JPNN Group), Senin (27/1).

BACA JUGA: Diserang Radang Panggul, Winda Viska Terancam Mandul

Keterlibatan pria kelahiran Jakarta, 24 Maret 1982 itu berawal dari diskusi panjang dengan produser Sheila Timothy yang tak lain kakak iparnya. Baginya, itu merupakan proses menambah ilmu dan pengalaman di bidang perfilman, agar tidak sebatas menjadi aktor saja. ”Ini suatu kesempatan baik. Kita berkarya nggak harus di depan layar, tetapi bisa di belakang layar. Jadi nggak hanya bermain di zona nyaman saja,” katanya.

Beberapa kendala harus dihadapinya. Misalnya, kesulitan meyakinkan sponsor atau investor untuk menjadi bagian penggarapan film yang ditarget rilis akhir tahun itu. ”Kesulitannya, meyakinkan investor kalau film ini bagus. Mereka tahunya saya aktor. Belum tahu sepak terjang saya sebagai produser,” ungkapnya. ”Deg-degan dan ruwetnya berbeda dibandingkan saat bekerja sebagai aktor dan harus menghidupkan karakter dari script," sambung ayah dari Jizzy Pearl Bastian itu mengenai pengalaman pertamanya menjadi produser.  

BACA JUGA: Angel Pieters Dapat Izin dari Ortu Mengenal Asmara

Banyak alasan yang mendorongnya memproduseri Tabula Rasa. Salah satunya, tema yang diangkat belum pernah disuguhkan film-film Indonesia yang pernah ada. Film itu mengangkat kuliner nusantara yakni rendang, makanan khas Minang, Sumatera Barat. Bukan sekadar menu penggugah selera makan, filosofinya adalah metafora merayakan kehidupan.

”Misalnya, saat hari raya kita pasti ingin merasakan masakan ibu,salah satunya rendang. Atau, misalnya mengajak pacar makan malam," terangnya. ”Negara kita kaya kuliner. Nah, yang kami angkat ini salah satunya adalah rendang. Yang sudah membuat tentang rendang adalah CNN, sementara kita nggak punya,” tambahnya.

BACA JUGA: Laura Basuki Mulai Takut Keriput

Menurutnya, kebanyakan anak muda hanya tahu memakannya saja. Saat ditanya bahan-bahannya, terlebih cara memasaknya, mereka menggelengkan kepala. ”Dengan adanya film ini semoga anak-anak muda zaman sekarang jangan cuma tahu makannya doang, tetapi juga tahu cara memasaknya. Kalau orang luar suka makan rendang dan tanya cara pembuatannya tetapi kita enggak tahu, menurut saya itu memalukan,” tuturnya.

Vino sekaligus menyindir dirinya yang tidak bisa masak, apalagi rendang. ”Saya nggak bisa masak. Tetapi setelah adanya film ini saya jadi mengetahui bagaimana masak rendang. Masak rendang itu harus sabar dan nggak boleh emosional. Saya jadi punya keinginan untuk belajar masak,” ucapnya. Rencananya, dia akan belajar memasak kepada ibunya yang jago membuat olahan daging itu. ”Kebetulan ibu saya itu pemasak rendang yang hebat,” pujinya

Sheila Timothy menambahkan, persiapan film itu membutuhkan riset selama 1,5 tahun. Sedikitnya referensi literatur kuliner Indonesia diakuinya menyulitkan riset. ”Kalau soal makanan Jepang misalnya, mudah cari literaturnya. Pengaturan makanan harus seperti apa dan alasannya apa. Tetapi untuk kuliner Indonesia, sulit mencari literaturnya,” katanya.

Data akhirnya didapatkan setelah mewawancarai warga di pedalaman Sumatera Barat. Culinary Advisor Chef Adzan dan penulis buku Rendang Traveller Reno Andam Suri pun ikut terlibat. Keduanya memberikan banyak saran seperti pengaturan dapur tradisional, cara memasak, hingga detil alat masak. ”Misalnya, ulekan Minang seperti apa, karena berbeda dengan ulekan biasa. Juga konsep dapur tradisional dengan tungku di bagian tengah, dan cara menyalakan api tungku yang benar,” pungkasnya.

Tabula Rasa berkisah tentang pemuda asal Serui, Papua bernama Hans (Jimmy Kobogau) yang kehilangan semangat hidup saat impiannya menjadi pesepakbola kandas. Mimpi dan semangatnya kembali hidup lewat makanan saat bertemu Mak Uwo (Dewi Irawan), pemilik rumah makan Minang. (ash)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Larra Ingin Melambung Tinggi Seperti Anggun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler