jpnn.com - LONDON - Musim 2014-2015 dibuka dengan eksodus sejumlah bintang ke luar Eropa. Ada yang memilih klub Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat (AS), ada pula yang memilih pulang ke kampung halaman.
Padahal, para pemain bernama besar yang memilih meninggalkan Eropa itu sejatinya belum benar-benar habis. David Villa, misalnya, yang pindah ke New York City dari Atletico Madrid.
BACA JUGA: Yang Penting Amankan Poin
Di usia 32 tahun, top scorer tim nasional Spanyol sepanjang masa itu setidaknya masih bisa menjadi pelapis di klub elite Benua Biru seperti yang dia jalani musim lalu bersama Atletico Madrid.
Namun, Villa akhirnya memutuskan hengkang ke klub yang sebagian besar sahamnya dikuasai City Football Group (pemilik Manchester City) tersebut. Villa menampik anggapan bahwa motif kepindahannya hanya karena uang. Apalagi karena tergiur hidup glamor di kota terbesar di AS itu.
BACA JUGA: Rossi Kuasai Latihan Bebas Pertama
"Saya datang ke sini karena alasan-alasan yang berhubungan dengan olahraga ini. Tidak ada yang lain. Jujur saja, hidup di New York rasanya bakal sama seperti hidup di tempat lain. Jadi, lingkungan kota tidak mempengaruhi saya untuk bergabung ke klub ini," kata Villa seperti dikutip Goal.
Setelah sukses memenangi Primera Division kali pertama selama 18 tahun, Atleti - julukan Atletico Madrid - memang tidak memasukan Villa dalam rencana jangka panjang mereka.
BACA JUGA: MU Incar Benatia setelah Gagal Dapatkan Hummels dan Varmaelen
Masuknya bomber Mario Mandzukic dari Bayern Muenchen plus preferensi sang entrenador, Diego Simeone, terhadap pemain muda binaan akademi membuat ruang bagi Villa bakal semakin sempit.
Di lain pihak, Villa juga tertarik dengan proyek yang ditawarkan klub barunya. "Tim ini datang kepada saya dan menyodorkan proyek besar. Saya langsung ingin menjadi bagian. Saya kira ini adalah waktu yang tepat," katanya.
"Lagi pula, saya sudah memenangi semua kompetisi. Sekarang saatnya membantu klub ini memenangi gelar," imbuh pemain yang menjadi pilar Spanyol saat menjuarai Euro 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010 itu.
Bagi New York City, mendatangkan Villa juga mendatangkan keuntungan ganda. Sebab, nama Villa sudah kondang di kalangan Hispanik kota berpenduduk 8 juta jiwa tersebut.
Lain lagi dengan Kaka yang hijrah ke Orlando City dari AC Milan. Memang mantan pemain Real Madrid itu tak pernah secara terbuka mengungkapkan mengapa dia meninggalkan AC Milan.
Hanya, sebelum akhirnya benar-benar pindah, dia pernah menyatakan tak akan pernah memperkuat Milan jika klub berjuluk Rossoneri itu gagal tampil di Liga Champions.
Robinho juga mengikuti rekan senegaranya itu out dari Il Diavolo Rosso - julukan Milan. Alasan kepindahannya lebih banyak faktor mental. Bersama Milan, dia tak bisa meningkatkan kembali performanya. Padahal, usia Robinho sebenarnya belum terlalu tua untuk seorang pesepakbola (30 tahun). Robinho akan bergabung ke klub tempat dulu dia dibesarkan, Santos.
"Klub ini seperti rumah saya. Ini adalah tempat di mana saya merasa sangat bahagia hingga bisa muncul di dunia sepakbola. Saya ingin membayar lunas semua rasa cinta yang telah diberikan fans," kata mantan pemain Real Madrid dan Manchester City itu. (aga/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Vermaelen Resmi Hijrah ke Barcelona
Redaktur : Tim Redaksi