Kartu Kuning Ketua BEM UI Mujarab, tak Perlu Turun ke Jalan

Sabtu, 03 Februari 2018 – 19:54 WIB
Ketua BEM UI Zaadit Taqwa saat berada di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2/2018). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

jpnn.com, JAKARTA - Aksi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Zaadit Taqwa, memberikan karu kuning kepada Presiden Joko Widodo saat berlangsungnya Dies Natalis ke-68 UI pada Jumat (2/2), dianggap inovatif dalam menyampaikan aspirasi.

Pengamat politik Ziyad Falahi mengatakan, di era informatisasi dan generasi millennial, gerakan mahasiswa turun ke jalan tidak lagi mampu menjadi daya tarik.

BACA JUGA: Jokowi Dikartu Kuning, Kaesang Mengajak Madhang

Maka, bagi yang ingin menyampaikan aspirasi perlu berinovasi secara unik sehingga tidak membosankan.

"Aksi yang dilakukan ketua BEM UI ini mampu secara masif mendapat atensi hingga menjadi public talks," ucap Ziyad saat dihubungi JPNN.com, Sabtu (3/2).

BACA JUGA: Confetti dari #FAHR1VOICE untuk Semangati Fahri Hamzah

Terlebih lagi nama UI yang secara historis sangat berpengaruh bagi generasi millennial, otomatis menjadi modal tersendiri untuk men-downgrade Jokowi.

Sebab, figur mantan gubernur DKI Jakarta itu menurutnya tidak lagi harus dikritik dengan cara-cara kekerasan.

BACA JUGA: Fadli Zon tak Keluarkan Kartu saat Sambutan, tapi...

Secara politik, direktur Pusat Kajian Survei Opini Publik (PKSOP) ini menilai aksi Zaadit akan benar-benar menjadi kartu kuning bagi rezim Jokowi.

Elektabilitas Jokowi pun bisa anjlok karena pada 2019 diprediksi banyak nama-nama fresh yang potensial bisa mengalahkan mantan wali kota Surakarta itu.

Apalagi dua isu yang diangkat BEM UI dalam aksinya menyangkut kejadian luar biasa (KLB) wabah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua, serta rencana penunjukan Perwira Tinggi (Pati) Polri aktif sebagai Penjabat Gubernur.

"Jangan dilupakan bahwa Pemilu 2019 semua generasi millennial punya hak pilih, sehingga kandidat yang tidak mampu memberi penyegaran akan tersingkir. Aksi Zaadit peringatan yang kalem, tapi konsekuensinya sangat keras bagi Jokowi. karena cara-cara keras tidak mempan, justru soft lebih mampu mendelegitimasi," pungkas dia.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Luar Biasa! Presiden Jokowi Resmikan Renovasi Lapangan Tenis


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler