JAKARTA - Kelebihan muatan ruang tahanan belakangan kerap dijadikan alasan penyebab terjadinya kerusuhan di lapas maupun rumah tahanan. Ini pula yang dikeluhkan Kepala Rutan Klas I Salemba Samsul Hidayat pascakerusuhan antartahanan Kamis (19/9) malam. Menurutnya, selain masalah hutang Rp 100 ribu, kondisi kapasitas rutan yang overload turut mempengaruhi psikis para tahanan sehingga terjadi kericuhan.
"Estimasi, kami, mau tidak mau ini terjadi juga karena overload," ujar Samsul di Rutan Klas I Salemba, Jalan Percetakan Negara, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (20/9).
Samsul menjelaskan dari data terakhir pihakanya menunjukkan Rutan Klas I Salemba dihuni 3.600 orang tahanan. Ini melebihi batas, karena rutan itu sebenarnya hanya mampu menampung 862 orang. Ia mengakui ini bukan hanya terjadi di Rutan Salemba saja, tapi juga di rutan dan lapas lainnya.
"Jujur saja, di luar pun kalau hunian terlalu padat, sering timbul gesekan, apalagi di dalam tahanan," tutur Samsul.
Mengenai overcapacity ini, Samsul mengakui sudah diketahui Kementerian Hukum dan HAM. Setiap hari dan setiap bulan selalu ada data yang dilaporkan lapas dan rutan pada kementerian yang dipimpin Amir Syamsuddin itu. Oleh karena itu, Samsul berharap ada solusi terbaik untuk meminimalisir terjadinya keributan antartahanan atau antarnarapidana di lapas akibat overcapacity.
"Ya saya pikir pasti tahu beliau (Amir Syamsuddin dan Wamenkum HAM Denny Indrayana) soal ini karena beliau-beliau atasan kami. Kondisi ini tidak hanya di sini, tapi di seluruh Indonesia juga paham," kata Samsul.
Meski sempat rusuh Kamis malam, Samsul mengaku saat ini kondisi Rutan Salemba kembali normal. Para tahanan kembali beraktivitas seperti biasa. Sedangkan kasus kericuhan diserahkan pada Polsek Cempaka Putih untuk ditangani secara hukum.
(flo/jpnn)
BACA JUGA: Pulang Sekolah, A Penuhi Panggilan Polisi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Robert Terus Desak KPK Dalami Kejanggalan Rapat KSSK
Redaktur : Tim Redaksi