CIREBON - Nasib sial menimpa seorang karyawan di sebuah hotel di Jl Tuparev Kabupaten Cirebon. Ya, Muhammad Sufyan (26) warga Pengampon Jl Merdeka, Kecamatan Hajarmukti, Kota Cirebon, nyaris tewas dikeroyok delapan pemuda yang hendak check in di tempat kerjanya. Diduga, delapan pelaku tersebut dalam keadaan mabuk.
Keterangan yang berhasil dihimpun Radar (Grup JPNN), Jumat (11/1) menyebutkan, peristiwa tersebut bermula saat Sufyan yang sedang bekerja malam sebagai resepsionis pada Rabu (9/1) malam sekitar pukul 01.30, kedatangan tamu (pelanggan, red) sebanyak delapan orang, dengan membawa dua orang perempuan yang masih berada di dalam mobil di tempat parkir.
Sebagai seorang pelayan tamu hotel, Sufyan menanyakan identitas pelaku dengan nada sopan. Pasalnya, di dalam aturan hotel tersebut, seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dilarang menginap di satu kamar. Namun, pertanyaan identitas yang disampaikan Sufyan, rupanya membuat delapan tamu hotel itu jengkel. Tanpa disadari, pelaku yang diduga dalam keadaan mabuk tersebut, langsung menghantamkan sebuah gelas ke wajah Sufyan. Tak ayal, Sufyan pun tersungkur ke bawah lantai bersimbah darah. Merasa tak puas, mereka mengeroyok korban hingga babak belur.
Beruntung, korban berhasil melarikan diri melalui pintu belakang dan menghentikan angkot. Banyaknya darah yang keluar dari wajah korban, membuatnya pingsan tak sadarkan diri. Sopir angkot yang merasa iba dengan kondisi korban, lantas membawanya ke Rumah Sakit Pelabuhan untuk mendapatkan perawatan intensif.
Dengan kejadian tersebut, Gofur (28) selaku kakak korban sangat menyesalkan kejadian itu. Pasalnya, dari pihak hotel hingga saat ini belum ada itikad baik membantu korban yang menjadi stafnya, atau merespons untuk melaporkan peristiwa yang menimpa Sufyan kepada kepolisian. Padahal Sufyan bekerja di hotel tersebut selama tujuh tahun lalu.
Tidak hanya itu, kata Gofur, dirinya juga kecewa dengan tidak adanya sistem pengamanan yang dimiliki hotel, seperti satpam untuk menjaga sesuatu hal yang tidak diinginkan. "Yang jelas, saya sangat kecewa. Saya mempertanyakan managemen hotel tersebut. Masa hotel tidak ada satuan pengamanan, ini kan lucu," ujarnya.
Dikatakannya, dari data yang didapat dari delapan pelaku, satu di antaranya berinisial SR warga Panguragan Desa Lemahtamba, Kabupaten Cirebon. Selain itu, pelaku sebelumnya sudah pernah check in di hotel tersebut malam Minggu tepatnya tanggal 5 Januari 2013 dan check out di hari Minggu. “Merasa sudah menjadi pelanggan, mereka senaknya keluar masuk tanpa mengisi buku tamu dan menunjukkan identitas diri,” tukasnya kesal. (sam)
Keterangan yang berhasil dihimpun Radar (Grup JPNN), Jumat (11/1) menyebutkan, peristiwa tersebut bermula saat Sufyan yang sedang bekerja malam sebagai resepsionis pada Rabu (9/1) malam sekitar pukul 01.30, kedatangan tamu (pelanggan, red) sebanyak delapan orang, dengan membawa dua orang perempuan yang masih berada di dalam mobil di tempat parkir.
Sebagai seorang pelayan tamu hotel, Sufyan menanyakan identitas pelaku dengan nada sopan. Pasalnya, di dalam aturan hotel tersebut, seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dilarang menginap di satu kamar. Namun, pertanyaan identitas yang disampaikan Sufyan, rupanya membuat delapan tamu hotel itu jengkel. Tanpa disadari, pelaku yang diduga dalam keadaan mabuk tersebut, langsung menghantamkan sebuah gelas ke wajah Sufyan. Tak ayal, Sufyan pun tersungkur ke bawah lantai bersimbah darah. Merasa tak puas, mereka mengeroyok korban hingga babak belur.
Beruntung, korban berhasil melarikan diri melalui pintu belakang dan menghentikan angkot. Banyaknya darah yang keluar dari wajah korban, membuatnya pingsan tak sadarkan diri. Sopir angkot yang merasa iba dengan kondisi korban, lantas membawanya ke Rumah Sakit Pelabuhan untuk mendapatkan perawatan intensif.
Dengan kejadian tersebut, Gofur (28) selaku kakak korban sangat menyesalkan kejadian itu. Pasalnya, dari pihak hotel hingga saat ini belum ada itikad baik membantu korban yang menjadi stafnya, atau merespons untuk melaporkan peristiwa yang menimpa Sufyan kepada kepolisian. Padahal Sufyan bekerja di hotel tersebut selama tujuh tahun lalu.
Tidak hanya itu, kata Gofur, dirinya juga kecewa dengan tidak adanya sistem pengamanan yang dimiliki hotel, seperti satpam untuk menjaga sesuatu hal yang tidak diinginkan. "Yang jelas, saya sangat kecewa. Saya mempertanyakan managemen hotel tersebut. Masa hotel tidak ada satuan pengamanan, ini kan lucu," ujarnya.
Dikatakannya, dari data yang didapat dari delapan pelaku, satu di antaranya berinisial SR warga Panguragan Desa Lemahtamba, Kabupaten Cirebon. Selain itu, pelaku sebelumnya sudah pernah check in di hotel tersebut malam Minggu tepatnya tanggal 5 Januari 2013 dan check out di hari Minggu. “Merasa sudah menjadi pelanggan, mereka senaknya keluar masuk tanpa mengisi buku tamu dan menunjukkan identitas diri,” tukasnya kesal. (sam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasabah BRI Kehilangan Rp25 Juta
Redaktur : Tim Redaksi