Laporan terbaru menunjukkan, karyawan sakit yang tetap memaksakan diri ke kantor telah merugikan perekonomian Australia sebanyak lebih dari 34 miliar dolar (atau setara Rp 340 triliun) setahun.
Para ahli mengatakan, kondisi yang disebut "presenteeism" itu menimbulkan kerugian bisnis lewat hilangnya produktivitas, dan karena karyawan yang sakit bisa menulari rekan-rekan mereka.
BACA JUGA: Seniman Melbourne Ini Koleksi 10.000 Foto dari Perang Vietnam
Lembaga Kesadaran Patologi Australia (PAA) mendapatkan laporan ini dari Pusat Ekonomi Internasional.
John Crothers, Direktur PAA, mengatakan, "presenteeism" adalah kata yang digunakan ketika orang pergi bekerja di saat mereka mungkin terlalu sakit.
BACA JUGA: Parlemen Victoria Setujui UU Legalisasi Ganja Obat
"Dan itu semua tentang tak memahami apa yang terjadi dengan kesehatan mereka pada waktu tertentu," sebutnya.
Ia menerangkan, "Ya, Anda punya tenggat waktu untuk dipenuhi -tetapi Anda ingin melakukannya dengan pemahaman bahwa tubuh Anda dalam posisi untuk bisa melakukan itu secara efektif, dan tak bekerja di bawah standar, dan tak menyebarkan sesuatu yang mungkin benar-benar menular."
BACA JUGA: Ilmuwan Temukan 13 Gen Tangguh Tahan Penyakit dari Berbagai Negara
John mengatakan, sementara pekerja mungkin berpikir mereka melakukan hal yang benar, mereka mempertaruhkan kemungkinan menginfeksi rekan mereka dan menurunkan produktivitas kerja secara keseluruhan.
Ia menjelaskan, para pekerja yang sakit harus selalu mencari saran dari ahli medis.
"Jika itu sampai ke titik di mana, 'Astaga... ini lebih dari sekedar batuk dan flu biasa', maka tentu saja temui dokter umum Anda, dokter Anda," sarannya.
"Dan kemudian dokter akan membuat keputusan: ‘bisakah saya melakukan ini dengan penilaian klinis saya' atau lebih seringnya ... mereka benar-benar akan membutuhkan patologi untuk membantu mereka dengan diagnosanya," sambung John.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tidur Nyenyak Bisa Tingkatkan Memori Penderita Parkinsonââ¬â¢s