SURABAYA - Kanker semakin menjadi momok yang menakutkan. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, penyakit itu menjadi "pembunuh" nomor dua di Indonesia. Agar kanker tidak semakin berkembang, dibutuhkan kepedulian berbagai pihak.
Setidaknya, itulah yang disampaikan Ketua Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur Nina Soekarwo saat membuka acara malam syukuran hari ulang tahun ke-20 Perawatan Paliatif di Indonesia. "Bagi penderita kanker, selain pengobatan rutin, perhatian dan kasih sayang dari lingkungan sekitar merupakan salah satu obat mujarab," katanya.
Menurut Nina, sudah saatnya masyarakat Indonesia lebih aware terhadap ancaman kanker. Salah satunya, menjaga pola hidup sehat. "Yang tidak kalah penting adalah selalu mengecek kesehatan secara berkala," tegasnya.
Perayaan hari ulang tahun Perawatan Paliatif yang dipusatkan di ballroom lantai 2 Empire Palace Surabaya semalam itu berlangsung cukup meriah. Tari singo ulung khas Bondowoso menjadi hiburan pembuka acara yang dihadiri beberapa pejabat penting tersebut. Di antaranya, Gubernur Jatim Soekarwo, Dirjen Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Dr dr Slamet Riyadi Yuwono, anggota DPR Indah Kurnia, pengusaha Alim Markus, serta beberapa pejabat teras Jatim lainnya.
Menurut Ketua Umum Yayasan Paliatif Surabaya Lizza Christina Hendriadi, keberadaan perawatan paliatif sangat penting di tengah masyarakat. "Sebab, ternyata mayoritas penderita kanker itu berasal dari masyarakat tidak mampu. Mereka sering membiarkan penyakitnya hanya karena tidak punya biaya atau perhatian. Semaksimal mungkin kami hadir di sini untuk mengisi peran itu," ungkapnya.
Surabaya sejauh ini berperan cukup signifikan dalam perkembangan paliatif di Indonesia. Setelah menjadi kota cikal bakal lahirnya perawatan paliatif, Surabaya didaulat menjadi kota paliatif dan kota bebas nyeri kanker.
Selain perayaan ulang tahun ke-20, acara bertema Palliative Care Holistic, Complementary and Creative Approach itu diisi beragam kegiatan. Di antaranya, pertemuan ilmiah tahunan kelima masyarakat paliatif di Indonesia. Seminar itu menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten di bidang kanker. Juga, ada peluncuran buku tentang paliatif yang ditulis tim Yayasan Paliatif Surabaya.
"Semoga dengan adanya kegiatan ini, semakin banyak pihak yang mau peduli terhadap kampanye bahaya kanker," ujar Lizza. (nji/c5/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bayi Mengerti Kata Dasar Sejak Enam Bulan
Redaktur : Tim Redaksi