jpnn.com - Laga final Piala Presiden 2015 antar Persib Bandung melawan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) benar-benar menjadi gawe nasional. Soal pengamanan, menjadikan Jakarta dengan status siaga satu adalah hal yang luar biasa.
Pantas jika akhirnya pengawalan dilakukan dengan ekstra ketat. Itu sangat terlihat saat rombongan Persib Bandung datang ke SUGBK untuk menjalani uji lapangan. Patwal, mobil pengamanan khusus, sampai tim pengamanan motor mengawal bus Persib, ibaratnya tamu penting kenegaraan yang harus diamankan.
BACA JUGA: Zulham, Firman, dan Wanggai, Calon Favorit Pemain Terbaik
Manajemen pun demikian, bukan hanya kendaraan patwal, ada juga tim dari Intelijen yang mengawal secara diam-diam manajemen. Tapi, seluruh keistimewaan untuk Persib itu ternyata berbanding terbalik bagi Sriwijaya FC, sang calon lawan.
Mereka tak dikawal layaknya Persib. Bus pemain datang dan pergi begitu saja, tanpa ada yang menyaksikan datang dan perginya mereka. Manajemen pun demikian, tapi menjelang jumpa pers malam hari, barulah pengawalan dilakukan terhadap manajemen Sriwijaya.
BACA JUGA: Pertandingan Lawan Inter Bukan Harapan Terakhir Juventus Raih Scudetto
"Kalau kami sih tak masalah. Kami memang tak meminta. Tapi melihat pengamanan, kami maklum karena ada RI 1 mau nonton kan, jadi ya wajar," kata manajer Sriwijaya Robert Herry, usai jumpa pers, Sabtu (17/10).
Irikah Sriwijaya dengan pengamanan model begitu? dia mengaku tidak sama sekali. Dia justru khawatir pengamanan esktra seperti itu mengganggu mental pemain. Sebab, belmum tanding sudah ada tekanan kondisi yang luar biasa. (dkk/jpnn)
BACA JUGA: Laga Perdana Si Normal One Itu Berakhir dengan Skor Normal
BACA ARTIKEL LAINNYA... TERUNGKAP! Jerman Dituduh Menyuap FIFA Terkait Piala Dunia 2006
Redaktur : Tim Redaksi