Kasum TNI: ‘Jauh tapi Dekat, Dekat tapi Jauh’

Kamis, 18 Januari 2018 – 02:33 WIB
Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan saat memberikan pembekalan di hadapan 3.000 peserta Muhtamar Ke Xll Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh di Pendopo Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Puspen TNI

jpnn.com, PEKALONGAN - Tantangan Indonesia ke depan tidak semakin ringan, karena perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi (Ilpengtek) Informasi dan komunikasi. Perubahan sangat cepat dan pesat sehingga perlu dicermati karena dapat mempengaruhi tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal tersebut dikatakan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan mewakili Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat memberikan pembekalan di hadapan 3.000 peserta Muhtamar Ke Xll Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh di Pendopo Kabupaten Pekalongan, Jalan DR Wahidin Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (17/1).

BACA JUGA: Rakyat Harus Tetap Pertahankan Karakter Bangsa Indonesia

Kasum TNI, Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan. Foto: Psuen TNI

BACA JUGA: Tanpa Pengendalian Udara, Kedaulatan Negara Akan Terancam

Kegiatan ini mengusung tema “Penguatan dan Pemberdayaan Thoriqoh Dalam Membangun Dan Memperkokoh Kesadaran Masyarakat Berbangsa dan Bernegara.”

Lebih lanjut, Kasum TNI menjelaskan perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi telah mengubah bentuk dan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara baik kehidupan di antara manusia maupun antar negara.

BACA JUGA: Laksdya Didit Herdiawan Salat Iduladha di Mabes TNI

“Dinamika perubahan ini dapat memunculkan bentuk-bentuk friksi atau konflik baru yang tentunya akan mengubah semua perspektif ancaman terhadap pertahanan negara,” ungkapnya.

Didit menyampaikan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi telah memunculkan istilah ‘jauh tapi dekat, dekat tapi jauh’, misalnya tujuh orang sahabat duduk bersama tapi semuanya sibuk dengan handphone masing-masing, sehingga hubungan antara manusia atau hubungan sosial akan semakin menurun.

“Kita harus waspadai strategi perang dalam bentuk asimetris, hybrid dan proxy. Oleh sebab itu, kita harus mengelola dengan benar pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi agar masyarakat tidak kehilangan jati diri dan karakter asli bangsa Indonesia, yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo, atau keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucap Kasum TNI seperti siaran pers Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa.

Di sisi lain, Laksdya Didit mengatakan peran para ulama dalam menyikapi kemajuan Ilpengtek dan informasi komunikasi sangat diperlukan untuk memberikan pemahaman melalui kaidah-kaidah atau aturan-aturan agama agar masyarakat tetap memiliki kepribadian bangsa. Sebagai anak bangsa tentunya kita menjaga dan dapat menyatukan hati serta pikiran secara aktif demi kepentingan bangsa dan negara.

“Peran para Ulama untuk mengingatkan umatnya agar mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, kelompok atau golongan dalam rangka mewujudkan cita-cita luhur pendiri bangsa. Inilah yang kita harapkan agar masyarakat Indonesia hidup sejahtera adil dan makmur,” ujarnya.

Kasum TNI pada bagian akhir pembekalan menjelaskan tantangan terdekat yang akan dihadapi di tahun 2018 sebagai tahun politik adalah masyarakat Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi Pilkada secara serentak, baik pemilihan Gubernur, Bupati maupun Wali kota.

“Jangan sampai pesta demokrasi ini menjadi ajang pemanfaatan kepentingan negara asing untuk memecah belah bangsa Indonesia,” pungkasnya.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaga Persatuan Berlandaskan Semangat Bhinneka Tunggal Ika


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kasum TNI   Iptek  

Terpopuler