Kasus Cebongan Bukti Kebersamaan Kopassus

Sutiyoso: Orang Sipil pun Membunuh Amat Sadis

Sabtu, 06 April 2013 – 11:36 WIB
Mantan Danjen Kopassus, Letjen (Purn) Sutiyoso mengaku sejak awal sudah menduga bahwa pelaku penembakan di Lapas Cebongan Jogja adalah oknum TNI. Foto: M Fathra/JPNN
JAKARTA - Mantan Danjen Kopassus, Letjen (Purn) Sutiyoso menerangkan, ada aksi reaksi dalam kasus penembakan empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

"Ini aksi-reaksi. Saya kira terbunuhnya Heru Santosa tentu tersebar. Bagaimana cara ia dibunuh dan dibunuh oleh kelompok mana," ujar Sutiyoso di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (6/4).

Pria yang akrab dipanggil Bang Yos tersebut mengatakan di satuan pasukan eilit itu memang ada kebersamaan jiwa korsa (komando satu rasa). Ada rasa senasib sepenanggungan. Hal itu menurut Sutiyoso memang sesuatu yang sengaja dikembangkan di kalangan Kopassus.

Tujuannya, katanya, untuk menjaga kesetiakawanan saat berada di medan pertempuran. Saat ada rekannya yang terluka kena tembak musuh misalnya, rekannya yang lain tidak meninggalkannya begitu saja.

"Kita kembangkan di tingkat anggota tujuannya supaya tidak mudah meninggalkan teman, misalnya pada saat terjadi luka tembak," kata Sutiyoso.

Dia menambahkan, kebersamaan tersebut terus dipupuk di internal Kopassus. Untuk menjadi anggota pasukan Baret Merah ini pun, seleksinya ketat karena merupakan kesatuan yang kecil. Begitu diterima, mereka ini digembleng dengan latihan khusus dan sangat berat.

Nah, makin kecil satuannya, sambung dia, maka rasa jiwa korsa dan kebersamaan tersebut makin tebal. "Setelah tahu Santosa dibunuh pasti muncul rasa untuk membalasnya," tuturnya.

Sutiyoso tak memungkiri tindakan yang dilakukan pasukan Kopassus itu tentu salah. Namun jika dilihat dari sisi lain, tindakan itu menunjukkan ada kebersamaan tinggi antara pasukan elit tersebut.

Kejadian penembakan empat tahanan di Lapas Cebongan memang mengusik masyarakat. Namun demikian dia meminta agar pegiat LSM jangan cepat mengatakan tindakan yang melibatkan militer itu merupakan pelanggaran HAM berat. "Pembunuhan yang dilakukan oleh orang sipil pun amat sadis dan melanggar HAM," tandasnya. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Polri Malu Berat

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler