jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) melakukan survei nasional pada 5 sampai 8 Juli 2021.
Survei melibatkan 9.287 responden orang tua siswa di jenjang pendidikan SD/MI; SMP/MTs; SMA/SMK/MA, dari 168 kota/kabupaten dan 34 provinsi seluruh Indonesia.
BACA JUGA: Wenny Ariani Mengaku Kenal Judi Online dari Rezky Aditya, Hingga Main ke Hong kong
"Survei yang kami lakukan, hasilnya sebanyak 43,9% orang tua setuju sekolah tatap muka dimulai Juli 2021; 32,2% ragu-ragu; dan 23,9% tidak setuju," ungkap Koordinasi Nasional P2G Satriwan Salim di Jakarta, Minggu (11/7).
Ditambahkan Iman Zanatul Haeri, kepala Bidang Advokasi P2G, mayoritas orang tua setuju dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM) Juli 2021.
BACA JUGA: Jelang Sekolah Tatap Muka, Masih Banyak Guru, Tendik, dan Siswa Belum Divaksinasi
Padahal kondisi kasus Covid-19 sedang meningkat tajam, varian baru juga lebih cepat menular.
Angka pasien Covid-19 usia anak Indonesia juga tertinggi di dunia, 1 dari 8 pasien Covid-19 adalah anak.
BACA JUGA: Ungkap Kebaikan Nia Ramadhani, Ayu Dewi: Sebanyak-banyaknya Uang, Istri itu Lehernya Suami
"Ini yang harus jadi catatan bagi orang tua. Dibutuhkan edukasi dan sosialisasi yang utuh dan jelas bagi orang tua," ujar Iman.
Menurut Iman, ada alasan kuat mengapa orang tua setujui PTM Juli 2021.
Dia membeberkan, alasan orang tua yang ingin sekolah tatap muka, adalah sebanyak 41,3% anak jenuh/bosan berada di rumah; 24,7% anak hanya bermain game di rumah; 21,2% sinyal internet susah sekali di daerahnya; 9,3% orang tua tidak memiliki kompetensi pengajaran di rumah; 3,5 alasan lainnya.
"Alasan orang tua umumnya bersifat psikologis, walaupun ada alasan lainnya," ucap Iman.
Alasan itu kata Iman, seperti selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) guru hanya memberikan tugas saja, sekolah dinilai sudah siap PTM, sekolah sudah melakukan uji coba PTM, guru sudah divaksinasi.
Selain itu, anak sudah kangen sekolah, anak tidak bersosialisasi dengan teman baru, anak malas-malasan belajar, dan orang tua pusing melihat anak main saja. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad