Kasus Covid-19 Terus Melonjak di Surabaya, Begini Kelanjutan PTM di Sekolah

Minggu, 20 Februari 2022 – 17:11 WIB
Pemkot Surabaya menerapkan kebijakan terbaru terkait pelaksanaan PTM di sekolah menyusul kasus Covid-19 yang terus melonjak. Ilustrasi Foto: Dea Hardianingsih/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Kasus Covid-19 terus melonjak di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Menyikapi hal itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengeluarkan kebijakan baru yang mengatur pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

BACA JUGA: Suami Sembuh dari Covid-19, Fairuz A Rafiq Berdoa Dijauhkan dari Hal-hal yang Buruk

Pemkot Surabaya kembali menerapkan PTM 25 persen dengan protokol kesehatan ketat menyusul jumlah kasus aktif Covid-19 yang terus meningkat.

"Kasus COVID-19 naik, makanya dilakukan dengan model protokol kesehatan ketat. Bukan hanya PTM 25 persen, tapi juga percepatan vaksinasi secara berkala. Jadi apa yang diatur di dalam Inmendagri, kami ikuti sesuai levelnya, Insya Allah cepat pulih lah Kota Surabaya," ujar Wali Kota Eri Cahyadi, Minggu (20/2).

BACA JUGA: Begini Reaksi Bilqis Saat Ayu Ting Ting Positif Covid-19

Nantinya, lanjut dia, mekanisme PTM 25 persen itu diterapkan dengan cara sama, seperti PTM 50 persen.

Setiap sekolah akan menyesuaikan jumlah siswa di setiap kelas.

BACA JUGA: Jessica Iskandar Mengaku Berat Melihat Anaknya Terpapar Covid-19, Sosok Ini Beri Kekuatan

"Kemarin kan sempat 50 persen, nanti tinggal dikurangi total itu jadi 25 persen dari jumlah siswanya. Masuknya bisa satu sampai dua kali dalam seminggu. Nanti kami koordinasikan dengan guru-guru," jelasnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh menambahkan sebelumnya sempat berdiskusi dengan pakar epidemiologi dan Persatuan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) guna membahas soal pelaksanaan PTM.

Yusuf menjelaskan, jika di dalam kelas ada 30 siswa, itu dibagi dua shift menjadi 15 orang siswa PTM dan 15 sisanya mengikuti pembelajaran secara hibrida di rumah.

"Kemarin kan 100 persen dua shift, 50 persen hibrida, sebagian PTM. Nah yang ini 50 persen dua shift, yang hibrida menyesuaikan. Jadi kami perkecil lagi," katanya.

Yusuf menjelaskan untuk pelaksanaannya, PTM 25 persen ini akan dilakukan secara bertahap.

Saat ini ia masih berkoordinasi dengan wali murid dan kepala sekolah, karena pelaksanaan PTM harus ada persetujuan dari berbagai pihak.

"Kemarin (17/2) sudah berlangsung. Jadi kepala sekolah harus koordinasi dengan wali murid, kalau orang tua mengizinkan, maka nanti akan masuk PTM yang 25 persen, sisanya hibrida," katanya. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler