Kasus DBD Kembali Menelan Korban Jiwa di Mukomuko Sumsel

Minggu, 21 April 2024 – 18:34 WIB
Sejumlah orang melepas jenazah Kabag Pemerintah Sekretariat Psmerintah Kabupaten Mukomuko Heri Hery Afian Efendi ke tempat pemakaman umum (TPU) di wilayah tersebut, Minggu (21/4/2024). Foto: ANTARA/Ferri.

jpnn.com, MUKOMUKO - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, kembali menelan korban jiwa. Korban meninggal terakhir adalah Hery Afian Efendi, 48, warga Mukomuko, Bengkulu.

Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Pemerintah Kabupaten Mukomuko itu meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat M. Jamil Padang pada Sabtu malam (20/4).

BACA JUGA: Anak Fairuz A Rafiq Sempat Kritis Akibat DBD, Sonny Septian Cerita Begini

"Mungkin kan, walaupun tidak mengabaikan penyakit bawaan lainnya, kami tidak tahu setelah hasil pemeriksaan di Padang itu, tetapi tetap diagnosa awalnya DBD," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Jajad Sudrajat saat dihubungi dari Mukomuko, Minggu.

Ia mengatakan, sampai hari ini ada tiga penderita DBD yang meninggal dunia. Dua penderita DBD yang meninggal dunia sebelumnya, yakni Karmilah, 51, warga Kecamatan Selagan Raya dan bayi berusia 11 bulan bernama Kaisan Gilbi Giffani, warga Wonosobo.

BACA JUGA: Warga Terkena Demam Berdarah, Zecky Alatas Sigap Lakukan Ini

Terkait dengan penambahan penderita DBD yang meninggal dunia, ia mengatakan, karena memang secara global di Indonesia terjadi peningkatan kasus DBD hampir tiga kali lipat.

Termasuk di Bengkulu khususnya Kabupaten Mukomuko peningkatan kasus luar biasa hampir lima kali lipat kejadian per bulan, kini sudah mencapai lebih 200 kasus.

BACA JUGA: Tekan Kasus Demam Berdarah, Pemerintah Dorong Pemanfaatan Walbachia

"Sebenarnya itu fenomena alam yang terjadi siklus kejadian DBD. upaya kami tetap fokus ke pemberantasan sarang nyamuk (PSN) itu tetap dan pokok memang tidak ada lagi apakah ada penanganan yang sporadis contoh vaksin kan tidak ada," ujarnya.

Kemudian penanganan DBD yang paling utama selain PSN, kebersihan lingkungan, dan ada satu lagi yang masyarakat harus ketahui ketika terjadi gejala seperti demam dengan kondisi tidak terjadi perubahan setelah diberikan pengobatan kesehatan dasar itu segera dibawa ke puskesmas dan faskes terdekat.

Ia mengatakan, jangan sampai telat penanganan karena DBD itu kekurangan cairan bisa fatal akibatnya, jangan sampai ditunda, jangan sampai ada bahasa telat penanganan telat dirujuk bahasa itu kan miris.

Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Ruli Herlindo menyebutkan sebanyak 227 kasus DBD selama periode Januari-Maret 2024.

Ia mengatakan, sebanyak 227 orang pasien DBD terdiri atas sebanyak 103 orang laki-laki dan 134 perempuan. Kemudian dari 227 pasien DBD, dua pasien DBD di wilayah kerja Puskesmas Kota Mukomuko dan Puskesmas Bukit Mulya meninggal dunia.

Sedangkan golongan umur sebanyak 277 pasien DBD tersebut, sebanyak delapan pasien berumur satu tahun, sebanyak 14 orang berumur 1-4 tahun, sebanyak 71 orang berumur 5-14 tahun, sebanyak 102 orang berumur 15-44 tahun, sebanyak 32 orang berumur lebih 44 tahun.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler