Kasus Rasisme, Ribuan Mahasiswa Papua Enggan Kembali ke Pulau Jawa

Kamis, 19 September 2019 – 07:26 WIB
Sem Awom (kiri), Koordinator KontraS Papua yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Papua (KMSP) memberikan keterangan pers di Kota Jayapura. Foto : ANTARA/Alfian Rumagit

jpnn.com, JAYAPURA - Pemerintah Provinsi Papua dan kabupaten/kota di daerah itu diminta segera mencari solusi terkait dengan pulangnya ribuan mahasiswa akibat aksi rasisme.

Kasus rasisme itu dialami para mahasiswa pada bulan lalu di Surabaya dan Malang, Jatim dan Semarang, Jateng.

BACA JUGA: 600 Mahasiswa Papua Pulang, Siapkan Pertemuan Tentukan Langkah Selanjutnya

"Pemerintah jangan menolak para mahasiswa yang kembali, tetapi segera cari solusi untuk persoalan ini," kata Sem Awom, Koordinator KontraS Papua yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Papua (KMSP) di Kota Jayapura.

Menurut dia, wajar jika ribuan mahasiswa kembali dari kota studi masing-masing karena merasa tidak aman dan nyaman akibat dari sikap rasisme dan intimidasi yang diterima.

BACA JUGA: Demi Mahasiswa Papua Tetap Kuliah, Mabes TNI Siapkan 2 Hercules

"Data yang kami terima dari hasil pertemuan dengan gubernur dan para bupati, kira-kira mencapai 2.000 lebih, sementara dari media itu 1.200 lebih, tapi data ini sewaktu-waktu bisa berubah," katanya.

Terkait dengan hal itu, Sem meminta agar pemerintah daerah lebih proaktif dengan persoalan tersebut, apalagi para mahasiswa tersebut membutuhkan sejumlah hal dan harus segera kembali kuliah.

BACA JUGA: Mahasiswa di Papua Barat Ikut Pelatihan Bela Negara, Keren Bro!

"Kami juga akan mendata jumlah mahasiswa dengan bantuan para aktivis dan organisasi kepemudaan tetapi yang paling penting adalah pemerintah harus proaktif. Intinya kami ingin membantu pemerintah mencari jalan keluar soal kembalinya mahasiswa ke Papua," katanya.

Pada kesempatan sebelumnya, Bupati Yahukimo Abock Busup menyebutkan 600 di antara 1.950 mahasiswa asal daerah itu yang berkuliah di berbagai kota studi di Nusantara telah kembali ke Papua menyusul aksi rasisme.

"Sebanyak 1.950 mahasiswa, yang ada di sini (Jayapura, red.) sudah pulang itu 600 orang, lalu 120 mahasiswa lainnya ada di Ibu Kota (Jakarta, red.)," katanya di Kota Jayapura, Papua, Selasa (17/9).

Berdasarkan keterangan dari sejumlah mahasiswa yang ditemuinya, Abock mengungkapkan mereka mengaku diintimidasi sehingga enggan kembali ke tempat studinya untuk melanjutkan kuliah.

"Jadi, saya tanya mereka (mahasiswa, red.) mengapa kalian tidak mau bertemu dengan gubernur saat di Jawa Timur. Mereka sampaikan bahwa masih mendapat tekanan (rasisme, red.), sehingga mereka pulang," katanya. (alfianrumagit/ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler