jpnn.com, JAKARTA - Timnas Indonesia U-19 akan memanfaatkan pemusatan latihan di luar negeri untuk mencoba pemain-pemain keturunan yang tersebar di beberapa negara.
Paling banyak pemain keturunan yang akan dilihat kemampuannya ialah yang memiliki darah Indo-Belanda.
BACA JUGA: Kisah Pilu Si Budak Cinta, Nyaris Berakhir di Pohon Sawit
Kepastian itu dilontarkan oleh Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri.
Usai mendampingi Ketua Umum PSSI M Iriawan memantau pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19, Indra menjelaskan ada sembilan pemain keturunan yang dicoba oleh Manajer Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong.
BACA JUGA: Tiga Opsi Rencana Pemusatan Latihan Timnas Indonesia U-19
Jumlah itu merupakan hasil seleksi dan verifikasi data yang dilakukan oleh PSSI.
Sebelumnya, lanjut Indra, ada 40 nama yang masuk dalam database pemain keturunan di PSSI.
BACA JUGA: Latihan Keras Timnas U-19 Memakan Korban, Pemain Persib Cedera
Data itu diinformasikan dari berbagai pihak, mulai media sampai netizen.
"Dari 40 ini kami verifikasi lewat CV (curriculum vitae), menyusut menjadi 30 nama," ucap pelatih berkumis tersebut.
Kemudian, dari 30 nama yang ada, PSSI memastikan status legalnya untuk memperkuat Indonesia.
Dipilihlah mana pemain yang memenuhi syarat untuk main di Timnas Indonesia U-19 dengan mengacu ke peraturan FIFA dan UU 12/2006 tentang kewarganegaraan.
"Setelah itu dilihat juga videonya, akhirnya kami dapat sembilan nama," terang Indra.
Dari sembilan nama tersebut, dua pemain sebelumnya menurut dia telah dicoba saat TC di Kroasia, yakni Kelana Noah Mahessa dan Luah Mahesa. Keduanya bermain di Liga Jerman.
"Untuk yang tujuh lagi nanti akan dites saat TC di luar negeri, karena itu kami awalnya ingin ke Belanda, supaya cepat anak itu bergabung," tegas Indra.
Sayangnya, karena tak mendapatkan izin dari federasi Belanda, rencana TC luar negeri pun dialihkan ke Korea Selatan atau Spanyol.
Sejauh ini PSSI masih menantikan kepastian dari dua negara tersebut.
Saat disinggung mengenai asal negara pemain keturunan Indonesia tersebut, Indra Sjafri dengan tegas menyebut paling banyak ialah keturun Belanda.
"Belanda dong, kan kita dijajah Belanda dulu," tandasnya. (dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad