Kata Pakar, Ini Diet yang Efektif untuk Menurunkan Berat Badan

Jumat, 03 Januari 2020 – 21:22 WIB
Menghilangkan lemak perut. Foto:dietsmart

jpnn.com, JAKARTA - Memasuki tahun baru, banyak orang mulai sibuk membuat resolusi tentang diet apa yang harus dijalani demi memiliki tubuh ideal namun tetap sehat dan bugar. 

Sepanjang 2019 ada dua diet yang digandrungi, yakni diet keto dan diet rendah kalori.

BACA JUGA: Jangan Kasih Kendur, Ini 6 Kiat Resolusi Diet 2020 Supaya Berjalan Lancar

Dilansir dari Medical Daily, diet keto memungkinkan hingga 20 gram karbohidrat bersih atau 5 persen dari diet harian yang sebagian besar terdiri dari lemak sehat. Namun, kerugian dari diet ini adalah adanya pengurangan karbohidrat secara drastis yang dapat menyebabkan rentan terkena flu, kelelahan, konsentrasi rendah, bahkan bau mulut.

Ahli nutrisi Terri Ann, penulis "Terri Ann's 123 Diet Plan", mendorong orang untuk makan semua jenis makanan, namun tidak berlebihan. Dia menjamin diet rendah karbohidrat memiliki lebih banyak manfaat jangka panjang dibandingkan diet keto.

BACA JUGA: Benarkah Diet Karbohidrat dan Gula Bisa Merusak Tidur?

Perbedaannya adalah, diet rendah karbohidrat terdiri dari asupan protein yang sehat, yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tetap utuh.

"Diet rendah karbohidrat adalah cara yang sangat sukses untuk menurunkan berat badan secara berkelanjutan. Dalam diet rendah karbohidrat, Anda mengurangi asupan makanan seperti roti, pasta, kentang, dan makanan bergula sementara makanan berprotein seperti daging, ikan, dan vegetarian harus menjadi alternatif dan ditingkatkan," kata Terri Ann kepada The Sun.

BACA JUGA: Ini 4 Kesalahan yang Sering Dilakukan Orang Baru Diet

Badan Kesehatan Nasional Amerika (NHS) memperingatkan bahwa tidak mengkonsumsi karbohidrat dapat menyebabkan defisiensi nutrisi dan memperburuk masalah kesehatan jika tidak cukup disubstitusi dengan makanan lain.

Kelebihan berat badan dapat terakumulasi dalam tubuh jika seseorang menggunakan lebih sedikit energi daripada kalori yang dimasukkan.

"Mengganti karbohidrat dengan lemak dan sumber protein berlemak lebih tinggi dapat meningkatkan asupan lemak jenuh, yang dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah, sehingga menimbulkan faktor risiko penyakit jantung," seperti ditulis dalam laman resmi NHS.(ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler