Kata Presiden tak Ada Pelonggaran PSBB, Didik: Jangan Bikin Rakyat Bingung

Senin, 18 Mei 2020 – 19:46 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI Didik Mukrianto meminta pejabat pemerintah jangan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang bisa membuat masyarakat kebingungan di tengah pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan Didik merespons pernyataan terbaru Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan sampai saat ini pemerintah belum mengeluakan kebijakan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

BACA JUGA: Pemkab Garut Tak Akan Perpanjang PSBB

"Di saat seperti ini, rakyat jangan dibingungkan dengan permainan kata-kata atau diksi-diksi yang membingungkan, apalagi menimbulkan perdebatan dan kontrovesial di publik," kata Didik, Senin (18/5).

Menurut legislator asal Jawa Timur ini, pernyataan itu membingungkan karena faktanya beberapa hari terakhir aktivitas di bandara sudah kembali dipadati penumpang. Bahkan, masyarakat kembali berdesak-desakan di pusat-pusat perbelanjaan.

BACA JUGA: Naysilla Mirdad mau Menikah Tahun ini, Jamal Mirdad: Saya Pengin Punya Cucu

Ketua Departemen Hukum dan HAM DPP Partai Demokrat ini menyebutkan, PSBB merupakan produk kebijakan dan produk hukum Kementerian Kesehatan yang dikeluarkan dengan pertimbangan yang utuh, yang disinergikan dengan seluruh kebijakan penanganan Covid-19.

Atas dasar itu, semua langkah strategis dan kebijakan yang diatur dalam putusan PSBB tersebut haruslah sangat terukur dan akuntabilitasnya bisa dipertanggungjawabkan

BACA JUGA: Targetkan RUU ASN Tuntas 2020, DPR Kirim Surat ke Jokowi

Karena itu, anggota Komisi III DPR ini meminta Presiden Jokowi dan jajaran merapatkan barisan, menertibkan ego sektoral di Kementerian dan Lembaga yang belum punya visi yang sama dalam penanganan Covid-19.

"Setop wacana-wacana dan pernyataan yang menimbulkan spekulasi publik yang tidak perlu. Ada kalanya diam itu emas, daripada berwacana tapi membingungkan dan menimbulkan ketidakpastian, bahkan berpotensi melahirkan kegaduhan atau kekacauan," tegas Didik.

Pihaknya khawatir bila pejabat pemerintahan terlalu sering melontarkan wacana yang membingungkan, maka rakyat bisa punya persepsi dan pemahaman sendiri-sendiri.

"Apa yang akan terjadi? Kalau sampai rakyat distrust kepada pemimpinnya, kepada pemerintahnya, maka Indonesia akan bisa menghadapi krisis yang lebih dalam dan berkepanjangan," tandas Didik.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler