Kawanan Babi Hutan dan Monyet Turun dari Perbukitan

Senin, 11 Mei 2020 – 03:43 WIB
Serangan kawanan babi hutan di Desa Sindangwangi Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, merusak ladang pertanian sehingga petani mengalami kerugian. Foto: Antara

jpnn.com, LEBAK - Kawanan babi hutan di Desa Sindangwangi Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, Banten, telah merusak ladang pertanian sehingga petani mengalami kerugian karena tidak bisa panen.

"Kami mengeluhkan serangan kawanan babi hutan secara bergerombol merusak tanaman ladang," kata H Katma (55), petani warga Desa Sindangwangi Kecamatan Muncang Kabupaten Lebak.

BACA JUGA: Hasan Tewas saat Berburu Babi Hutan

Serangan babi hutan tersebut datang bergerombol pada dini hari dari kawasan hutan yang ada di perbukitan setempat.

Sebab, pertanian ladang milik petani di wilayahnya itu dikelilingi perbukitan sebagai tempat populasi babi hutan.

BACA JUGA: Diserang Monyet Liar, Bokong dan Paha Bocah Robek

Karena itu, petani di sini merasa terpukul karena kawanan babi hutan merusak tanaman sehingga tidak bisa menghasilkan panen.

"Kami merugi cukup besar akibat serangan babi hutan itu, sehingga tanaman ubi jalar dan ubi kayu serta jagung rusak berat hingga menyebabkan petani tidak bisa panen," katanya.

BACA JUGA: PSBB Tidak Jelas karena Regulasi yang Aneh-aneh, Lebih Baik Dihentikan

Menurut dia, petani di sana terkadang melakukan perburuan babi hutan dengan menggunakan anjing agar tanaman ladang aman. Namun, perburuan tersebut tidak berlangsung lama, terlebih saat ini bulan suci Ramadan.

"Kami berharap serangan babi hutan bisa diantisipasi dengan melakukan perburuan dengan menggunakan anjing itu," katanya.

Begitu juga petani lainnya, Sukri (50) mengatakan, selain serangan babi hutan juga kawanan monyet merusak tanaman pertanian pisang.

Sejumlah monyet diduga kelaparan setelah adanya kegiatan eksploitasi pertambangan sekitar kawasan hutan Neglasari.
Sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan lindung, hutan adat dan hutan Perum Perhutani sehingga banyak hewan liar berkeliaran ke ladang ketika habitatnya terganggu.

"Kami selalu waspada jika pergi ke ladang karena khawatir menjadi korban serangan babi hutan maupun monyet," katanya.

Sementara itu, Ujang (55) seorang petani mengaku bahwa dirinya untuk mencegah kerusakan tanaman dari serangan hewan liar terpaksa di ladang miliknya melakukan pemasangan "bebegig" atau patung menyerupai manusia juga jebakan kaleng dan kain berwarna-warni.

Pemasangan bebegig dan kain berwarna-warni agar tanaman pertanian terlindungi dari serangan hewan liar tersebut.

"Kami sangat kesulitan untuk mengendalikan serangan monyet jika datang secara bergerombol hingga tanaman pertanian yang siap panen rusak hingga gagal panen," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler