Kawasan Tebing Sadranan Masih Tertutup untuk Wisatawan

Selasa, 23 Juni 2015 – 10:19 WIB
Kawasan Tebing Sadranan Masih Tertutup untuk Wisatawan. Foto: ilustrasi/Dokumen JPNN.com

jpnn.com - GUNUNGKIDUL – Pascatebing karang Pantai Sadranan longsor hingga menelan korban jiwa pada Rabu (17/6) lalu, hingga saat ini kawasan tersebut masih tertutup untuk wisatawan.

Hingga kemarin (21/6), Kepolisian Resor (Polres) Gunungkidul masih masih memasang police line untuk mengantisipasi adanya wisatawan yang datang dan ingin melihat lokasi tersebut dari dekat.

BACA JUGA: Ini Penyebab Kecelakaan di Tol Cipali Versi Pengamat Transportasi

“Kami menilai lokasi itu masih berbahaya. Meski batu retak sudah dibongkar dengan alat berat, kami tidak ingin wisatawan mendekat,” tegas Kapolsek Tepus AKP Yulianto dilansir Radar Jogja (Grup JPNN.com), Selasa (23/6).

Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbubpar) Gunungkidul Saryanto mengatakan, pascabencana yang menelan empat korban jiwa, pihaknya akan memasang papan peringatan di sejumlah titik yang disinyalir berpotensi terjadi longsor.

BACA JUGA: Dicopot Mendadak, Direksi PDAM Tuntut Wako ke PTUN

Diakui, tragedi longsornya tebing Sadranan sebagai pembelajaran bahwa faktor keselamatan wisatawan merupakan salah satu aspek yang harus diutamakan.

“Kami tidak ingin musibah itu terjadi lagi,” katanya.

BACA JUGA: Job Fair 2015, Masih Ada Perusahaan yang Sepi Pelamar

Beberapa tebing yang rawan longsor, dikatakan, segera diberi tanda peringatan.

“Sebelum lebaran kami harapkan sudah bisa terpasang papan imbauan atau larangan wisatawan untuk tidak berada di bawah tebing pinggir pantai,” kata Saryanto.

Untuk mengingatkan, pada 17 Juni lalu sekitar pukul 14.50 tebing karang di lokasi longsor. Material longsoran sebesar rumah menimbun hidup-hidup sejumlah wisatawan yang berteduh di bawahnya. Sontak acara padusan menjelang Ramadan berubah menjadi duka.

Pascakejadian, ketua tim bencana tanah longsor pusat vulkanologi dan mitigasi Bencana Geologi Nasional Herry Purnomo bersama tim mendatangi lokasi dan mencari tahu penyebab pasti musibah tebing karang ambrol. Dari penelitian awal, tebing setinggi 15 meter itu ambrol karena pelapukan di bagian retakan tebing.

Hal itu dianggap wajar, hanya kebetulan ada warga yang berada di bawah. Diketahui batuan karang di wilayah Jogjakarta ujung timur ini berjenis batuan kapur, sehingga mudah terkikis oleh gelombang air laut.

Akibat dihantam ombak terus menerus, tebing terkikis membentuk cekungan. Goncangan ombak semakin membuat tebing karang menjadi rapuh kemudian bisa ambrol setiap saat. (gun/laz/ong/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PSK Kena Garuk, Ada yang Usia 56, ada yang 17 Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler