jpnn.com, SURABAYA - Ragam penampilan tari kontemporer disajikan Sabtu malam (10/11) di Tedja Studio Surabaya. Acara yang dihelat untuk kali kedua di kawasan Jalan Lapangan Dharmawangsa Nomor 2 tersebut kali ini melibatkan koreografer kawakan asal Sumenep Anwari. Mengangkat judul pergelaran Menjahit Kertas, adat istiadat Sumenep jadi inspirasi utama dalam pertunjukan tersebut.
Aroma kontemporer masih memiliki ciri budaya begitu kental dalam tari-tarian yang disajikan. Terutama cara Anwari mengawinkan olah gerak modern yang didapat dari menimba ilmu di Jepang dengan pakem tarian khas Madura. Beberapa musisi yang juga kawan dari Negara Italia turut menyemarakkan.
''Kami juga melibatkan generasi muda. Mulai anak-anak yang belajar tari di sini, timnya Pak Anwari, sampai peserta relawan yang sesuai dengan standar kemampuan yang dibutuhkan,'' ujar Pimpinan Produksi Mudha Asmara. Malam itu ada sekitar lima grup penari kecil yang ditampilkan.
Momen malam itu juga diabadikan dalam bentuk lukisan on-the-spot oleh beberapa perupa yang terlihat sibuk melukis. Perpaduan musik folks dari Ramnandan Salafia, musisi asal Italia, dengan Redy Eko Prasetyo selaku komposer menghadirkan pertunjukan yang apik. ''Benjo, gambus, sama flying Vdawai yang mendominasi. Soalnya kami mau musiknya mengalun, tidak perkusif seperti tarian Pak Anwari. Jadi biar melengkapi,'' ujar Redy. (via/c15/tia)
BACA JUGA: TNI AL Perkenalkan Keindahan Budaya Indonesia pada IMSS 2017
Redaktur : Tim Redaksi