Dia menguraikan dengan posisi keuangan yang kuat dan kemampuan menghasilkan arus kas lebih optimal, pembagian dividen atas laba bersih tahun buku 2011 merupakan dividen khusus dengan rasio lebih tinggi. Menurutnya, perseroan sudah memperhitungkan kebutuhan belanja modal serta modal kerja. Hal ini agar tidak menggangu kelancaran kegiatan operasional serta usaha perseroan di masa mendatang.
"Untuk dividen tahun mendatang harus memperhatikan sektor keuangan perusahaan. Perseoan akan mempertahankan kebijakan rasio pembagian dividen paling tidak 50 persen dari laba bersih perseroan,” ucap Vidjongtius di Jakarta, Rabu (23/5).
Ia menguraikan, sepanjang 2011, perseroan berhasil meningkatkan kinerja dengan total penjualan bersih Rp 10,912 triliun atau mengalami pertumbuhan 6,7 persen. Sedangkan laba sebelum pajak Kalbe Farma tercatat Rp1,987 triliun naik 12,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara laba bersih perseroan mencapai Rp 1,482 triliun dengan peningkatan 15,2 persen dibandingkan 2010. Ia mengatakan arus kas perseroan juga meningkat dari Rp1,254 triliun pada 2010 menjadi Rp1,473 triliun di 2011. "Untuk pembagian dividen nanti awal Juli dan akan kita umumkan terpisah," jelasnya.
Perseroan juga memperoleh persetujuan pemegang saham untuk melakukan pemecahan nilai nominal (stock split) atas saham perseroan dengan rasio 1:5. Perseroan berharap implementasi stock split bisa membuat saham Kalbe menjadi lebih atraktif bagi investor sehingga selanjutnya bisa memperlas basis investor terutama investor retail. "Rencana stock split akan dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan instansi yang berwenang," papar Vidjongtius. (ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IM2 Bidik Segmen UKM
Redaktur : Tim Redaksi