JPNN.com

Kebakaran di Sentani, 1 Tewas

Dua Rumah dan Puluhan Rumah Kos Ludes

Sabtu, 03 November 2012 – 05:39 WIB
Kebakaran di Sentani, 1 Tewas - JPNN.com
SENTANI - Bencana kebakaran kembali terjadi di Sentani, Kabupaten Jayapura. Jika sebelumnya si jago merah melalap dua unit rumah milik warga di Komplek BPD Gunung Sosial, Sentani, kini si jago merah melalap dua unit rumah dan puluhan rumah kos milik Anton Bolang (28) dan Ibu Tris di Jalan Hawai Pojok Sentani, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Jumat (2/11) sekitar pukul 03.30 WIT.

Selain meludeskan dua unit rumah dan puluhan rumah kos itu, kejadian tersebut juga mengakibatkan tewasnya seorang anak dari Anton Bolang bernama Dhika (9) yang juga sebagai murid kelas III di SD YPKP Sentani.
 
Kapolres Jayapura AKBP Roycke Harry Langie,SH,MH melalui Kapolsek Sentani Kota, Kompol Steven Tauran ketika dikonfirmasi Cenderawasih Pos  mengatakan, kejadian tersebut berawal ketika pemilik bengkel Anton Bolang dibangunkan oleh istrinya bernama Lia untuk mengecek keadaan rumah, sebab istrinya mendengar suara dari dalam rumah. Anton pun mengecek dan mendapati api dari dalam tokonya.
 
"Melihat ada api, kemudian Anton Bolang meminta pertolongan kepada warga di daerah rumahnya untuk membantu memadamkan api dan selanjutnya sekitar pukul 04.00 WIT mobil pemadam kebakaran disusul Water Canon datang untuk memadamkan api. Setelah api berhasil dipadamkan sekitar pukul 05.30 WIT Anton Bolang mencari anaknya Dhika yang saat kejadian masih bersamanya, dan ternyata anaknya itu ditemukan sudah meninggal dunia dengan luka bakar, tepat di sudut ruang rumahnya dan selanjutnya dibawa ke RSUD Yowari," terangnya.
 
Kapolres menjelaskan, kasus kebakaran ini masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut meskipun dugaan awal api berasal dari salah satu rumah, namun masih akan didalami apa penyebabnya, termasuk sejumlah saksi akan dimintai keterangannya.
 
Sementara itu, pemilik bengkel yang juga korban kebakaran, Anton Bolang kepada Cenderawasih Pos (JPNN Group) menjelaskan awalnya api berasal dari kios yang ada di bengkel miliknya, kemudian istrinya mendengar suara seperti maling masuk ke dalam rumah sehingga membangunkan dirinya untuk mengecek keadaan rumahnya.
 
Setelah pergi mengecek ke bagian depan rumahnya, ternyata api sudah membakar beberapa barang sehingga Anton Bolang berteriak meminta tolong kepada warga di sekitar rumahnya dan membuka pintu sambil menyiramkan air ke arah api. Namun karena api sudah besar, sehingga ia merasa tidak mampu memadamkan api dan saat itu anaknya Dhika berada di belakangnya.
 
"Sementara saya memadamkan api dengan air, saya masih melihat anak saya Dhika berada di belakang saya dan masih menyuruhnya mengambil spakeboard motor yang jatuh, dan kemudian anak saya masih mengambilnya," jelasnya.
 
Selanjutnya Anton Bolang berhasil membuka pintu rumahnya dan melihat sejumlah warga sudah berada di depan rumah dan Anton pun langsung melaporkan kejadian ini ke kantor polisi (Polsek Sentani Kota). Setelah kembali dari Polsek, Anton Bolang melihat api sudah membesar dan membakar rumah, sementara anaknya Dhika tidak diketahui keberadaannya.
 
"Saya sempat memanggil ke dalam dan mencari ke bagian belakang rumah, namun ternyata tidak ada. Bahkan saya masih merasa kalau anak saya masih di belakang saya waktu saya keluar rumah, namun ternyata tidak. Saya merasa bahwa anak saya meninggal dunia karena ketakutan dan bersembunyi di bagian pojok tembok dekat kursi," tuturnya.
 
Ia menambahkan, setelah api berhasil dipadamkan Dhika ditemukan dalam kondisi telah meninggal dunia karena terbakar dan kemudian polisi melarikannya ke RSUD Yowari dan sekitar pukul 10.00 WIT, jenazah langsung dikebumikan di pekuburan umum Polomo Sentani. (nal/fud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lion Air Berhasil Dievakuasi dari Supadio

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler