Barry Anderson baru saja pindah ke Indonesia, bersama keluarganya, untuk menjadi relawan pelatih bagi Liga Footy Australia (AFL). Ia tak pernah bermimpi bahwa dirinya mampu mengantarkan tim nasional meraih kemenangan.
Hidup di Australia, Barry sadar ada yang hilang dalam hidupnya.
BACA JUGA: ELL: Mana yang Tepat Devise atau Device
Ia memang memiliki istri yang cantik dan keluarga yang menawan, tapi ia merasa hidupnya tak maksimal.
"Saya pergi kerja dan pulang ke rumah hari demi hari, tapi saya merasa ada yang kurang," tutur Barry.
BACA JUGA: Ahok Dipuja Perempuan Cantik, Giring: Istri Cemburu?
Istrinya, Mel, menyarankan agar ia fokus untuk melakukan sesuatu yang ia suka. Seketika itu Barry duduk, dan mulai berpikir tentang segala sesuatu (selain dari keluarganya) yang membuatnya gembira.
"Saya suka bekerja sukarela, bepergian dan AFL," simpulnya.
BACA JUGA: Air Timor Alami Kesulitan Karena Kebijakan Pemerintah
Sambil bekerja menjadi relawan di berbagai posisi di Brisbane -seperti memberi makan tunawisma dan berbicara dengan pasien operasi jantung -Barry sadar dirinya ingin menemukan pekerjaan yang lebih cocok yang akan membantunya berbagi kepada masyarakat dan memungkinkan ia untuk mengikuti minatnya sendiri. Barry melatih 4 hari sepekan di sekolah-sekolah di Jakarta, mengembangkan keterampilan bermain footy pada murid dan guru olahraga.
Courtesy of Scope Global.
Setelah melakukan beberapa penelitian ekstensif secara online, ia melihat kesempatan untuk mengajar dan mempromosikan AFL di Indonesia. Kesempatan itu sesuai dengan semua kriterianya.
"Keluarganya begitu bersemangat. Istri saya selalu ingin melakukan sesuatu seperti ini di negara berkembang, dan anak-anak -meski sedikit khawatir tentang meninggalkan teman-teman mereka -benar-benar menantikan petualangan ini," ujar Barry.
Mereka akhirnya pindah ke Jakarta dan tinggal di apartemen Kalibata City di wilayah selatan, untuk memulai hidup baru.
Dalam peran barunya sebagai Program Development Officer (staf pengembangan program), Barry mulai mengembangkan keterampilan AFL di tengah masyarakat lokal, membina pemain asli Indonesia dan mengunjungi sekolah-sekolah untuk mengajarkan para siswa dan guru olahraga.
Membangun reputasi yang baik di tengah komunitas dengan cepat, Barry juga mulai melatih dan membimbing klub footy âJakarta Bintangsâ serta tim nasional âIndonesian Garudasâ. Timnas footy 'Indonesian Garudas' merayakan kemenangan setelah meraih gelar juara di Piala All-Asia.
Courtesy of Scope Global.
Di akhir tahun 2016, ia membantu timnas footy Indonesia menjadi juara Piala All-Asia di Vietnam.
"Ketika tim Garuda memenangi Piala All-Asia, rasanya sama hebatnya dengan memenangi Juara Liga Inggris," kata Barry.
"Rasa bangga dan bahagia yang dialami anak-anak didik saya benar-benar tak terlukiskan. Ini memberi mereka kepercayaan diri dan prestasi,â sebut Barry.
Sebagai hasilnya, Barry dan asisten pelatihnya -Boy Pasaribu -dinobatkan sebagai pelatih terbaik âTim Dunia 2016â oleh komunitas footy Australia internasional.
Keputusannya untuk memindahkan seluruh keluarganya ke Indonesia benar-benar tak salah, tapi masih ada beberapa tantangan yang dihadapi. Belajar Bahasa Indonesia menjadi salah satu kendala tersebut.
"Untuk mengatasi hal ini, keluarga saya mengikuti pelatihan bahasa selama 3 minggu dan terus belajar dengan berbicara kepada warga lokal," cerita Barry.
Ia berujar, "Membiasakan diri dengan lalu lintas dan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke suatu tempat, juga merupakan tantangan lainnya."
Warga lokal di sekeliling Barry menyambut ia dan keluarganya dengan tangan terbuka.
"Warga di sini membuat kami merasa seperti di rumah," ungkapnya.
"Putra termuda kami, Matthew, diterima sebagai satu-satunya anak kulit putih untuk di sekolah lokal mereka dan Melissa juga telah bergabung dengan kelompok tenis lokal," katanya. Barry Anderson bersama putranya, Zachary dan Matthew, serta istrinya, Mel.
Courtesy of Scope Global.
Barry tak pernah merasa lebih puas tentang pekerjaannya dan tersanjung karena bisa memiliki pengalaman ini.
"Hal terbaik dari bekerja dengan anak-anak dan masyarakat lokal adalah menyaksikan kegembiraan dan kebahagiaan dari ekspresi wajah anak-anak," akunya.
Ia menambahkan, "Melihat mereka percaya diri, yakin akan dirinya sendiri dan menjadi berdaya.. itu membuat saya senang.â
Barry dan keluarganya berada di Jakarta hingga Agustus 2017, sebagai bagian dari program Relawan Australia untuk Pembangunan Internasional, sebuah inisiatif yang diprakarsai Pemerintah Australia.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterjemahkan: 15:55 WIB 20/01/2017 oleh Nurina Savitri.
Lihat Artikelnya di Australia Plus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuta Hobi Berenang Bersama Lumba-lumba