Kebangkrutan BUMI Hanya Rumor

Kamis, 30 Agustus 2012 – 10:26 WIB
JAKARTA - Pencatatan kerugian yang dilakukan oleh perseroan hanyalah potensi kerugian dan secara finansial tidak mengganggu keuangan perusahaan. Dengan demikian, berita yang menyebutkan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) diambang kebangrutan hanya rumor yang tak berdasar. Sebab dari sisi pendapatan, masih mencatatkan kenaikan yang cukup berarti.

Penegasan tersebut dikemukakan Direktur BUMI Dileep Srivastava dan Analis PT Indosurya, Reza Priyambada, Kamis (30/9) menanggapi banyak prediksi soal kemungkinan BUMI bangkrut karena pencatatan kerugian oleh persero.

Dileep menyatakan, kabar potensi kebangkrutan hanya rumor semata yang tidak berdasar. Ia optimis BUMI dapat mencapai target kinerja perusahaannya. “Produksi BUMI on the track untuk mencapai 100 juta ton di 2014. Pembayaran utang juga tidak ada yang default,” ujarnya.

Reza Priyambada mengatakan, sebetulnya rugi bersih BUMI hanya kerugian secara pencatatan, jadi sifatnya masih potensial loss, belum direalisasikan, karena itu menyangkut posisi portofolio derivatif perusahaan, tapi tidak mengganggu cashflow perusahaan.

Lebih lanjut dikatakan, jika dilihat dari segi pendapatan, sebetulnya BUMI masih mencatat kenaikan sebesar 9 persen dari USD 1,792 miliar menjadi USD 1,946 miliar. Pada posisi laba usaha pun masih mencatat angka positif USD 239,165 juta. Dari angka, artinya perseroan masih mencatatkan keuntungan.

Namun, pada pos beban lain-lain, lanjut Reza, laba tersebut seolah terpangkas karena adanya kerugian derivatif yang menurut sifatnya masih berupa potensi.

“Tapi dalam pencatatan akuntansi, posisi portofolio derivatif itu tetap dicatatkan hanya untuk menggambarkan posisi keuangan per akhir periode dengan asumsi kerugian portofolio direalisasi. Tapi sebetulnya itu belum terealisasi. Kalau di triwulan III, nilai derivatifnya normal kembali, BUMI tidak akan rugi,” paparnya.

Dijelaskannya, secara industri, harga batubara memang sedang dalam tren penurunan. Namun demikian, BUMI dinilainya tetap memiliki prospek, khususnya mengingat pendapatan BUMI masih meningkat di tengah penurunan harga batubara global.

Mengomentari kinerja semester I-2012 Bumi Resources, tim riset e-Trading itu menyatakan, kendati BUMI menderita kerugian sampai USD 322 juta, perseroan mampu mencatatkan kenaikan pendapatan 14,12% year-on-year menjadi USD 1,94 miliar.

Selain itu, dengan melihat arus kas pada semester I tahun ini, perseroan mencatatkan pendapatan arus kas operasi yang positif setelah membayar semua kewajiban termasuk bunga pinjaman, selain itu perseroan mampu meningkatkan pendapatan kas aktivitas operasi secara signifikan atau naik sebesar 169 persen dari USD 53,31 juta ke USD 143,55 juta.

Perlu diketahui, Bumi Resources adalah perusahaan penambangan dan penjualan batubara yang diprakarsai keluarga Bakrie dengan konsensi di Kalimantan Timur.

BUMI memiliki cadangan batubara terbesar di Indonesia dengan total cadangan sebesar 2,8 miliar ton yang dimiliki anak usahanya PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin). Tahun ini, BUMI menargetkan produksi batubara mencapai 75 juta ton, naik 13,6 persen. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Setujui Air Asia Beli Batavia Air

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler