Dokter Spesialis Masih Terpusat di Kota Besar, Devisa Rp 100 Triliun Melayang

Senin, 17 Oktober 2022 – 22:53 WIB
Tim medis Siloam Hospitals Lippo Cikarang. Ilustrasi Foto: dokumentasi Siloam Hospitals

jpnn.com, JAKABARING - Presiden Komisaris PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) John Riady mengatakan secara kualitas dokter-dokter spesialis di Indonesia tidak kalah bagusnya dengan di luar negeri.

Namun, minimnya jumlah dokter spesialis di berbagai rumah sakit di Indonesia, mendorong masyarakat untuk berobat ke luar negeri, sehingga devisa hampir USD 6 miliar per tahun atau sekitar Rp 100 triliun dinikmati negara lain.

BACA JUGA: Banjir Promo, BTN Properti Expo 2022 Digelar Serentak di 6 Kota

“Hanya saja, keberadaan dokter-dokter spesialis masih berpusat di Jakarta. Semakin jauh dari kota besar, kualitas dan jumlah dokter semakin berkurang,” kata John di Jakarta, Senin (17/10).

Dia juga merasakan kekhawatiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas fenomena banyaknya masyarakat berobat ke luar negeri hingga menghabiskan dana USD 6 miliar per tahun.

BACA JUGA: Wamen BUMN: Kita Harus Bersinergi Wujudkan Transisi Energi

Jokowi mengungkapkan, masyarakat kelas atas itu cenderung berobat ke luar negeri,  seperti Singapura, Malaysia, dan Jepang karena kurang mengapresiasi keberadaan rumah sakit dan layanan kesehatan di dalam negeri.

“Karena masyarakat memandang di dalam negeri, entah rumah sakitnya, entah tenaga kesehatan, dan alat kesehatannya belum siap atau lebih baik berobat ke luar daripada di dalam negeri,” terang dia.

BACA JUGA: Affiliate Marketing di Platform Ecommerce Tingkatkan Penjualan UKM

John mengungkapkan, saat ini jumlah dokter hanya sekitar 81.011 orang, dengan persebaran terbanyak di Pulau Jawa, terutama Jabodetabek.

Rasio itu hanya mencapai 0,3 per 1.000 orang.

“Lemahnya industri kesehatan di Indonesia, justru telah menguntungkan negara-negara tetangga yang memiliki industri jasa kesehatan lebih maju. Persoalannya, dari sisi supply layanan kesehatan secara nasional dinilai sangat kurang, terutama dari segi kuantitas, Indonesia hanya memiliki rasio ranjang 1,33 per 1.000 orang,” tambahnya.

Padahal, sektor kesehatan merupakan salah satu tulang punggung pemasukan ekonomi nasional.

Indonesia memiliki pasar yang besar untuk industri kesehatan, sementara itu sekitar 600 ribu masyarakat Indonesia pergi keluar negeri.

“Ke depan tren masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat. Bahkan hidup sehat sekarang sudah menjadi gaya hidup,” kata John.

Hal inilah yang membuat Lippo Group sejak jauh hari berinvestasi di sektor kesehatan dengan pendirian RS Siloam di Lippo Karawaci pada 1992.

Hal itu dibuktikan Siloam merupakan rumah sakit pertama yang bekerja sama dengan Gleneagle Hospital Singapore dan mendapatkan akreditasi Joint Commission International atau JCI. Akreditasi ini merupakan standar layanan kesehatan berkelas internasional.

Untuk itulah, Siloam banyak menempatkan dokter-dokter spesialis di daerah dan meningkatkan kualitasnya menjadi standar internasional seperti Siloam Labuan Bajo International Medical Centre (LIMC) misalnya.

Lippo Group juga terus berupaya mengisi ruang kosong produksi dokter-dokter spesialis yang mumpuni.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler