Kebun PKH Lansia, Sarana Rekreatif Kurangi Risiko Kepikunan

Sabtu, 13 Maret 2021 – 13:38 WIB
Kebun PKH Lansia, sarana kreatif mencegah pikun. Foto: Humas Kemensos RI

jpnn.com, BOYOLALI - Keluarga Penerima Manfaat (KPM), khususnya kategori lansia merasakan manfaat dari Program Kebun Keluarga Harapan (PKH).

Di Kabupaten Boyolali, kini dibangun Kebun PKH Lansia sebagai sarana rekreatif yang bisa mengurangi risiko kepikunan bagi lansia.

BACA JUGA: Kemensos Percepat Pemberdayaan KAT Melalui Kemitraan

Salah seorang KPM lansia dari Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Bejo (79) mengatakan senang mengikuti aktivitas di Kebun Lansia lantaran aktivitas itu dapat menjaga pikirannya tetap segar.

"Ya, senang, mengajak orang-orang biar sehat dengan bekerja di kebun, pikiran segar terus mengurangi penyakit pikun," ujar Bejo, di Boyolali (13/3).

BACA JUGA: Tinjau Sentra Kreasi ATENSI, Komisi VIII DPR Dukung Program Kemensos

Kebun PKH Lansia dibangun di Desa Gondangrawe, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali.

Bagi Bejo, lokasi itu menjadi media interaksi sesama KPM seusia dirinya.

BACA JUGA: 1800 ASN Kemensos Jalani Vaksinasi Covid-19

“Ditambah ketemu teman-teman lansia lainnya, bisa berinteraksi, ya senang," imbuh dia.

Dimulai pada akhir 2019, kebun lansia berukuran 11 x 13 meter2 ditanami berbagai jenis tanaman, seperti cabai, kangkung, terong, jahe dan kencur. Hasilnya dapat dirasakan manfaatnya oleh para KPM lansia.

Menurut Bejo, Kebun PKH Lansia sekaligus bisa menambah penghasilan dan mengurangi pengeluaran bulanannya.

"Hasilnya bisa dikonsumsi untuk dimakan sendiri, bisa dijual ke pasar atau dibeli KPM juga buat nambah pendapatan," kata Bejo.

Sementara itu, Pendamping PKH Kabupaten Boyolali, Danik Haryanti Ningrum Sapitri, menyampaikan, pemberdayaan KPM lansia berawal dari Pertemuan Peningkatan Kualitas Keluarga (P2K2) yang rutin ia lakukan bersama KPM.

Dalam P2K2, dia kerap memberikan arahan dan motivasi, terutama melalui modul-modul tentang kesehatan dan pengelolaan keuangan, bagaimana mengelola bantuan sosial (bansos) PKH yang diterima sehingga tidak habis begitu saja.

"Awalnya, saya kepikiran mengajak KPM lansia untuk aktif, berdaya. Bagaimana kalau kita bikin kebun PKH yang diolah lansia. Jadi, mereka beraktivitas iya, mengatur keuangan juga iya," katanya mengisahkan gagasan munculnya Kebun PKH Lansia.

Berangkat dari ide yang disetujui KPMnya itu, dia kemudian mereka sepakat untuk iuran sebagai modal awal.

"Jadi, para lansia menyisihkan sedikit (uang) dari bansos PKH, disisihkan 10 ribu per orang," papar dia.

Modal yang terkumpul, lanjutnya, lantas digunakan untuk keperluan membeli sejumlah jenis bibit tanaman, pupuk daun, dan pupuk buah.

Menurut Danik, hasil dari kebun yang digarap oleh 20 KPM lansia secara bergilir itu, pun dirasakan manfaatnya oleh KPM itu sendiri.

"Kalau panen, hasilnya ada yang dijual ke pasar, ada yang dibeli KPM lainnya. Uangnya masuk kas (keuangan), nanti diputer buat modal lagi. Pokoknya, hasilnya itu mereka juga yang merasakan," jelas Danik.

Di masa pandemi dan musim hujan saat ini, sambung Danik, kebun itu dikelola terjadwal. "Hanya sekali atau dua kali dalam seminggu, dengan komposisi tiga sampai empat orang saja," ujar wanita asal Sragen dengan daerah dampingan di Kabupaten Boyolali ini.

Harapannya sederhana, melalui Kebun PKH Lansia, ia ingin menghantarkan para KPM dengan rentang usia yang sudah tidak lagi muda itu untuk berdaya.

"Harapan saya sebagai pendamping, saya ingin menghantarkan mereka untuk berdaya, bisa memanfaatkan bansos PKH untuk tabungan masa depan mereka," ungkap dia. (ikl/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
PKH   Kemensos   Kemensos RI   Lansia  

Terpopuler