Kebut Proyek Pencegahan Banjir

Rabu, 23 Januari 2013 – 07:26 WIB
JAKARTA--Pasca mulai surutnya banjir di sejumlah lokasi di Jakarta, Pemerintah kini mulai mengalihkan sebagian perhatian ke proyek-proyek penanggulangan banjir jangka menengah dan panjang. Di sisi lain, surutnya banjir juga membuat jumlah pengungsi juga mulai berkurang. Namun, sebagian besar masih tetap bertahan terutama di kawasan Jakarta Utara.

Kementerian Pekerjaan Umum memutuskan mempercepat sejumlah proyek berkaitan dengan pencegahan banjir di masa mendatang. Secara menyeluruh, proyek-proyek tersebut direncanakan bersifat multiyears dan ditargetkan selesai tahun 2018. Namun, karena banjir sudah dating mendahului, sebagian proyek bakal dipercepat pengerjaannya.

Salah satu yang urgen adalah pembuatan sudetan yang bakal mengalirkan air dari Ciliwung ke Banjir Kanal Timur. "Proyek ini rencananya akan dimulai pada Mei atau juni tahun ini," terang Dirjen Sumber Daya Air Kementeriuan PU Muhammad Hasan. Sudetan yang menelan biaya hinga Rp 500 miliar itu ditargetkan bisa beroperasi pada 2014.

Lokasinya bakal memanjang di Bawah jalan Otto Iskandardinata III dan pemakaman etnis Tionghoa. Nantinya, sudetan akan terdiri dari dua buah terowongan yang total luasnya sekitar 20 meter persegi. Sudetan sepanjang 2,1 kilometer itu nanti akan mampu mengalirkan air hingga 60 meter kubik per detik.

Kendalanya hanya satu, yakni posisi Sungai Ciliwung yanglebih rendah dua meter dari BKT. Karena itu, air baru bisa masuk ke sudetan dalam ketinggian tertentu. Untuk menyiasatinya, KemenPU bakal menempatkan pompa di sudetan tersebut.

Proyek lainnya adalah normalisasi Sungai Ciliwung dari Manggarai hingga TB Simatupang. "Tadinya akan dikerjakan 2014, tapi akan dipercepat tahun ini juga," lanjutnya. Karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta terkait dengan pemindahan penduduk agar alat berat bisa segera masuk ke kawasan tersebut untuk normalisasi.

Belum dilaksanakannya normalisasi memang menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah. Direktur Sungai dan Pantai DItjen SDA KemenPU Pitoyo Subandrio mengungkapkan, sejumlah warga kerap menuntut pemerintah agar segera menormalisasi sungai Ciliwung.

"Kalau minta dinormalisasi sekarang, tolong beritahu kami, bagaimana cara memasukkan alat berat ke bantaran kali agar bisa segera dilakukan normalisasi," tuturnya. Tidak adanya akses masuk bagi alat berat membuat KemenPU tidak bisa berbuat banyak.

Dia menyebut, kondisi waduk pluit saat ini sebenarnyua sudah normal. Kawasan sekitar waduk pluit yang masih tergenang, menurut Pitoyo sebenarnya merupakan bagian dari waduk Pluit yang kini menjadi perkampungan. "Jadi bukan waduknya meluap, melainkan warga memilih tinggal di atas air," terangnya. Luas waduk pluit sendiri, lanjut pitoyo, sudah berkurang cukup banyak akibat tergerus pemukiman warga.

Proyek lainnya adalah pembangunan waduk Ciawi yang bakal menelan dana Rp 3,5 triliun. Pemerintah bakal mengupayakan agar megaproyek itu bisa segera dibangun. Dengan daya tampung air hingga 33 juta meter kubik, waduk itu nantinya juga akan difungsikan sebagai sumber air baku bagi warga Jakarta.

Proyek normalisasi sungai lainnya seperti pesanggrahan, sunter, serta angke juga sedang berjalan. Pihaknya bakal mendahulukan titik yang rawan luapan air, dan proyek tersebut diharapkan selesai tahun depan.

Terkait pembagian kewenangan sendiri, KemenPU dan Pemprov DKI Jakarta sudah sepakat membagi tugas. Sistem makro akan menjadi tanggung jawab KemenPU, sedangkan DKI kebagian Sistem mikro. Untuk 13 sungai yang membelah Jakarta bakal ditangani oleh KemenPU. Sebab, sungai-sungai tersebutmemanjang dari Jawa Barat. Tidak akan bisa jika ditangani oleh DKI.

Pemprov DKI Jakarta sendiri bakal menangani saluran-saluran air yang sifatnya mikro. Termasuk di antaranya adalah waduk-waduk di Jakarta beserta rumah pompanya. "Koordinasi akan tetap kami lakukan terus menerus," kata Hasan.

Sementara itu, terus surutnya banjir di Ibu Kota diikuti dengan mulai kembalinya para pengungsi ke rumah masing-masing. Berdasar data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemarin, sebanyak 12,452 warga sudah kembali ke rumah dibanding data sebelumnya (45,954 pengungsi). Kini, jumlah pengungsi masih tersisa 33,502 jiwa.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho para pengungsi tersebut tersebar di empat lokasi. Yakni, di Jakarta Selatan sebanyak 792 jiwa, Jakarta Timur menyisahkan 3.204 jiwa, Jakarta Barat terbanyak dengan 24.529 jiwa, dan di Jakarta Utara ada 5.040 jiwa. "Untuk korban meninggal tetap 20 orang," imbuhnya.

Sekretaris Utama BNPB Fatchul Hadi menyatakan, warga masih perlu mewaspadai banjir berikutnya yang bakal terjadi. Selain karena curah hujan, juga dipengaruhi pasang air laut. Diprediksi, hari ini, lusa (25/1), dan pada 27 Januari ketinggian pasang air laut akan mencapai satu meter. "Kami perkirakan jumlah pengungsi bakal naik lagi," ujarnya.

Saat in, pihaknya sedang mengevaluasi kemampuan logistic yang tersedia bagi pengungsi. Data sementara menunjukkan logistic yang ada saat ini masih cukup hingga tiga hari ke depan. Kemudian, untuk logistic berikutnya akan dating secara bertahap. Pihaknya menjamin seluruh pengungsi bakal mendapatkan perlakuan yang adil, dan pembagian logistic akan merata di seluruh lokasi pengungsian.

Pasukan TNI juga masih bersiaga penuh di lokasi banjir. Staf Ahli Bidang Sosial Budaya Kodam Jaya Kolonel Infanteri Magna Candra menyatakan, delapan SSK (Satuan Setingkat Kompi) pasukan TNI AD masih bersiaga di seluruh titik banjir. Jumlah itu belum termasuk kopassus yang menerjunkan 2,5 SSK, dan Kostrad yang menerjunkan tiga SSK. Ditambah lagi dengan personel TNI AL yang juga ikut menerjunkan pasukannya.

Pihak TNI telah membuat sejumlah dapur lapangan, pos kesehatan, serta bantuan evakuasi bagi warga. Mereka disebar sesuai dengan wilayah Kodim. Pasukan kami akan bersiaga terus sampai kondisi benar-benar dinyatakan aman," ucapnya. (byu/dim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Kaget Pejabat DKI Didatangi Setya Novanto

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler