JAKARTA - Anggota Komisi II DPR, Nurul Arifin mengaku kecewa setelah melihat fisik kartu tanda penduduk (KTP) elektronik. Menurutnya, bentuknya tidak sesuai dengan apa yang disetujui DPR. KTP elektronik (e-KTP) hanya berubah bentuk dari kertas ke plastik.
"Tidak terlihat ada chip, barcode atau penanda lainnya yang memperlihatkan bawah ada data yang disimpan di dalamnya.Kartu yang telah dibagikan ke masyarakat ini memang berbeda dengan apa yang pernah dipaparkan ke DPR yang menggunakan chip,” kata Nurul Arifin, kepada wartawan di Jakarta, Senin (10/12).
Nurul mengaku banyak masyarakat yang bertanya kepadanya mengenai fisik e-KTP yang dianggap tidak banyak berubah. "Ya, kecewa karena ini anggarannya mahal, tapi kok fisiknya gak berubah drastis. Padahal dulu dipaparkan akan seperti kartu kredit,” jelasnya.
Dikatakannya, DPR mendorong program e-KTP sebagai kartu multi fungsi dan karena alasan itu DPR menyetujui anggaran program e-KTP yang triliunan rupiah. ”Karena tidak sesuai, kita akan tagih janji dari Mendagri sesuai apa yang sudah dipaparkan mereka tentang desain e-KTP,” tegas politisi Golkar itu.
Komisi II DPR lanjutnya, pernah menanyakan hal ini kepada Dirjen Administrasi Kependudukan Kementerian Dalam Negeri. "Dirjen menjawab e-KTP harus dibaca dengan card reader khusus sehingga bisa membaca data kependudukan begitu e-KTP ditempel," kata Nurul.
Bahkan Komisi II juga minta mana card readernya, coba dipresentasikan bagaimana e-KTP bisa dibaca datanya. "Tapi sampai sekarang belum dipenuhi. Kita tunggu, sebab Mendagri janjinya Desember ini akan menyerahkan seluruh data e-KTP ke sini. Jadi kalau memang tidak terealisasi kita akan tagih terus karena seharusnya sudah ada laporannya,” ungkap Nurul.
Terpisah, Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso juga meminta Mendagri dan timnya membenahi segala hal mengenai ketidakberesan program e-KTP karena sudah dibiayai dengan APBN yang sangat besar.
“Itu dananya triliunan, makanya saya minta agar Mendagri segera membereskan semuanya. Kita berharap program ini menggunakan sistem yang modern sehingga maksud dan tujuan dari program tersebut tepat sasaran dan sampai tujuan. Kalau memang harus menggunakan card reader tampilkan jangan menimbulkan prasangka macam-macam,” saran Priyo Budi Santoso. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dipo Ngaku tak Tahu Siapa Pelapornya
Redaktur : Tim Redaksi