jpnn.com, MUSI BANYUASIN - Debat kedua Pilkada Musi Banyuasin yang digelar Rabu (20/11) awalnya berjalan kondusif dan lancar. Setiap pasangan calon menyampaikan konsep masing-masing di sesi satu dan dua.
Namun, saat memasuki sesi ketiga paslon nomor urut dua Toha-Rohman melakukan walk out karena dilanggarknya kesepakatan antara KPU Musi Banyuasin dan LO setiap Paslon.
BACA JUGA: Pilkada Muba: Elektabilitas Toha-Rohman Melesat, Lucianty-Syafaruddin Tiarap
Ketua Tim Koalisi Maju Bersama Chandra menyampaikan bahwa KPU Musi Banyuasin melakukan pelanggaran di sesi tanya jawab antarpaslon.
Suguhan sesi 3 tentang tanya jawab antara Pasangan calon tidak sesuai dengan berita acara kesepakatan nomor 339/pl.02.4-ba/1606/2024 yang menyebutkan paslon memberikan pertanyaan sesuai tema.
BACA JUGA: Survei Pilkada Muba Terbaru: Lucianty-Syaparuddin Masih Unggul, Selisih 2,4%
Artinya, KPU hanya menentukan tema, dan pertanyaan dibuat oleh masing-masing paslon, bukan membacakan pertanyaan yang disiapkan KPU.
Lebih lanjut pihaknya menyebutkan bahwa peristiwa tersebut merupakan pelanggaran berulang yang dilakukan KPU Musi Banyuasin.
BACA JUGA: Survei PUSKAPI: Lucianty-Syaparuddin Unggul di Pilkada Muba 2024
"Kejadian debat kedua ini juga terjadi di debat pertama, dan hal tersebut telah kita laporkan ke Bawaslu dan termasuk pelanggaran administratif, namun KPU Musi Banyuasin secara sengaja mengulangi pelanggaran tersebut di debat kedua," ungkapnya.
Sikap Toha-Rohman yang memilih walk out dari panggung debat merupakan komitmen untuk menjaga proses demokrasi yang jujur dan adil (jurdil).
"Pasangan Toha-Rohman tegas menyikapi persoalan ini dengan walk out di panggung debat kedua demi menjunjung tinggi proses demokrasi jurdil serta bersikap bijaksana dengan mengarahkan para pendukung paslon 02 dengan aman dan tertib meninggalkan arena debat," terang Chandra.
Tanggapan terhadap pelanggaran yang dilakukan KPU Musi Banyuasin di arena debat juga datang dari tokoh masyarakat Muba yang juga mantan anggota DPRD Muba Damsih.
"Pilkada Muba darurat kecurangan. Di arena terbuka saja yang live ditonton terjadi kecurangan yang terstruktur dan sistematis, bagaimana dengan dusun-dusun yang tidak bisa dipantau," ungkapnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif