jpnn.com, BAGHDAD - Ribuan demonstran menggelar aksi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad, Irak, Selasa (31/12). Mereka memprotes serangan militer AS terhadap markas Kataib Hezbollah pada akhir pekan lalu.
Dilaporkan Reuters, penyerangan terhadap markas Kataib Hezbollah merupakan pembalasan atas tewasnya seorang warga sipil AS dalam sebuah serangan roket beberapa pekan lalu. Kataib Hezbollah sendiri adalah milisi Syiah yang disponsori Iran.
BACA JUGA: Informasi dari Amerika Gagalkan Rencana Teroris Rusia, Putin Langsung Telepon Trump
Demonstran yang marah melempari bangunan kedutaan dengan batu. Mereka juga meneriakkan berbagai slogan anti-Amerika Serikat dan Donald Trump.
Pasukan khusus Irak sudah dikerahkan menjaga gerbang utama kedutaan tersebut. Meski begitu, pemerintah Amerika Serikat tetap merasa situasi terlalu berbahaya. Karena itu, Washington menginstruksikan duta besar dan seluruh staf dievakuasi.
BACA JUGA: Tim Peneliti Israel-Amerika Berhasil Kembangkan Obat Lupus
Kataib Hezbollah dan milisi-milisi sejenis sebenarnya dibenci oleh banyak rakyat Irak. Kelompok-kelompok yang mendukung pemerintahan PM Adel Abdul Mahdi itu dianggap sebagai perpanjangan tangan Iran.
Demonstrasi berdarah yang berlangsung di Irak sejak bulan lalu adalah bentuk perlawanan terhadap pemerintah dan milisi-milisi tersebut.
BACA JUGA: Edan, Perampok Bank di Amerika Tebar Duit Sambil Teriak Selamat Natal
Namun, hari ini giliran para anggota milisi yang menguasai jalan-jalan Baghdad. Sejumlah tokoh milisi yang disokong Iran terlihat dalam kerumunan demonstran.
"Amerika tidak diinginkan di Irak. Mereka adalah sumber kejahatan dan kami menginginkan mereka pergi," ujar Qais al-Khazali, pemimpin milisi Asaib Ahl al-Haq dan salah satu tokoh pejuang Syiah paling senior di Irak kepada Reuters. (reuters/dil/jpnn)
5 Peristiwa Politik Terheboh 2019:
Redaktur & Reporter : Adil