Pemerintah Federal Australia memberikan kontrak senilai jutaan dolar dengan perusahaan-perusahaan untuk proyek pengurangan emisi yang telah berjalan selama bertahun-tahun, menimbulkan keprihatinan kalau beberapa perusahaan menerima dana ganda sehingga target iklim tidak akan terpenuhi.
Program utama dari Kebijakan Rencana Aksi Langsung (Direct Action Plan) dari Partai Koalisi adalah proyek lelang terbalik, dimana perusahaan yang memiliki proyek yang dirancang untuk mengurangi emisi diberikan kontrak melalui Dana Penurunan Emisi.
BACA JUGA: Cegah Lonjakan Populasi, Koala di Tanjung Otway Dipasangi Alat Kontrasepsi
Lelang terbalik yang dilakukan bulan lalu menggelontorkan kontrak senilai $660 juta untuk menekan emisi sebesar 5.4 juta ton per tahun agar Australia bisa mencapai target penurunan emisinya hingga tahun 2020.
Menteri Lingkungan Hidup, Greg Hunt menyebut itu merupakan hasil yang menakjubkan.
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju Melambat di Awal 2015
LMS Energy memenangkan kontrak yang diperkirakan nilainya lebih dari $100 juta untuk proyek gas pembuangan sampah (TPA) yang mereka lakukan. Tapi Laporan Lateline mendapati setidaknya 25 dari 28 proyek LMS itu sudah berjalan dan beberapa diantaranya bahkan telah beroperasi selama lebih dari satu dekade. Analis kemudian mempertanyakan mengapa perusahaan gas TPA diberikan dana untuk sesuatu yang sudah mereka lakukan.
Dr Ian MacGill dari Pusat Pasar Energi dan Lingkungan Universitas New South Wales mengatakan pemerintah perlu lebih cermat mengenai semua proyek gas TPA tersebut.
BACA JUGA: Australia Diminta Hati-Hati Merespon Kebijakan Pertahanan China yang Baru
"Apakah mereka layak untuk menerima Dana Pengurangan Emisi, itu pertanyaan yang sangat penting," katanya. "Saya pikir kunci untuk menjawab pertanyaan itu adalah dalam situasi seperti apa mereka bisa turut berpartisipasi, apa mereka memenuhi persyaratan itu? ""Beban pembuktian untuk proyek-proyek dan fasilitas yang menerima Dana Pengurangan Emisi harusnya cukup tinggi dan saya tidak yakin ada skema semacam itu ketika proyek ini dilaksanakan,"
Editor Jurnal Climate Spectator , Tristan Eds mengatakan proyek TPA dapat menghasilkan aliran pendapatan dari penurunan emisi yang tidak didapatkan oleh proyek-proyek lain.
"Mereka membangkitkan listrik, mereka menghasilkan keuntungan dari listrik tersebut yang juga memungkinkan mereka menciptakan sertifikas energi terbarukan dibawa target energi terbarukan, selain itu semua ada juga kredit karbon yang mereka ciptakan karena pada dasarnya itu mencegah metan menguap ke atmosfir," katanya.
"Jadi mereka mendapat tiga keuntungan dari satu proyek,"
"Sementara sejumlah proyek lain tidak dibolehkan berpartisipasi dalam Dana Penurunan Emisi jika mereka diketahui telah menerima dukungan melalui program pemerintah yang lain seperti target efisiensi energi, atau sertifikat energi terbarukan, jadi lucu sekali kalau sumber dari penurunan emisi ini menjadi ganda,"
Menurut Eds pemerintah perlu penurunan emisi sebesar 47 juta ton per tahun jika ingin berhasil mencapai target penurunan emisinya pada tahun 2020.
Sementara proyek lelang terbalik yang lalu seharusnya dapat menghasilkan penurunan emisi sebesar 47 juta ton selama 10 tahun berikutnya.
Edis mengatakan setelah berbagai perpanjangan kontrak diperhitungkan, nilai penurunan emisi yang dihasilkan hanya setara dengan 5,4 juta ton per tahun."Saya kira itu bukan hasil yang menakjubkan seperti di klaim Menteri Lingkungan, Greg Hunt, sebaliknya itu adalah hasil yang menakjubkan buruknya," katanya. Permohonan wawancara Lateline kepada Hunt, dan juga perusahaan LMS, AGL dan EDL, yang merupakan penerima dana penurunan emisi terbesar dalam lelang terbalik lalu tidak dilayani. Meski demikian, Menteri Greg Hunt mengirimkan pernyataan bersama dengan surat yang dikirimkan kepadanya pekan lalu dari LMS, AGL dan ADL.
Masing-masing surat itu menyatakan terima kasih kepada Hunt atas pendanaan lelang terbaliknya yang memungkinkan mereka melanjutkan proyek penurunan emisi mereka.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengalaman Pilu Dokter Hewan Australia Rawat Ternak Korban Gempa Nepal