Keheningan Membekap Sri Lanka

Rabu, 24 April 2019 – 15:01 WIB
Salah satu gereja di Sri Lanka yang jadi sasaran teror bom, Minggu (21/4). Foto: Twitter

jpnn.com, NEGOMBO - Halaman Gereja St Sebastian, Negombo, hening pagi itu. Ratusan orang sengaja diam memperingati 48 jam insiden bom yang terjadi pada Minggu (21/4). Selama tiga menit, dentuman dan teriakan yang mengisi kompleks gereja di Minggu jahanam pada pukul 08.30 itu berganti kesunyian.

Tiga menit tersebut merupakan waktu mengheningkan cipta yang diarahkan pemerintah Sri Lanka untuk menghormati ratusan korban serangan National Tawheed Jamaath (NTJ). Itu pula yang menjadi pembuka pemakaman masal pada siang hari.

BACA JUGA: Jejak ISIS dan Keluarga Pengusaha di Teror Bom Sri Lanka

Kemarin 22 orang ditempatkan di peti mati dan dikuburkan. Di samping mereka, masih ada beberapa lubang yang menganga. ''Kami menguburkan sekitar 30 jenazah hari ini,'' ujar pastor Surabya Warnakulasuriya kepada Agence France-Presse.

Di Kolombo, Gereja St Anthony juga mengadakan upacara pemakaman. Dijaga puluhan tentara, jemaat dan penduduk sekitar datang untuk menghormati korban tewas. Penjagaan di gereja tersebut lebih ketat karena aparat sempat menemukan peledak di wilayah gereja pada Senin (22/4). Bom itu dapat dijinakkan sebelum mengambil lebih banyak nyawa.

BACA JUGA: Polisi Sri Lanka Salah Memprediksi Tanggal Serangan Bom

Di tengah jemaat Katolik, Sadhurshrini Sivakumar berdiri. Gadis 16 tahun tersebut merupakan penganut agama Hindu. Namun, dia sering mengunjungi gereja tersebut karena dekat dengan rumahnya. ''Gereja membuat saya rileks. Tapi, sekarang saya sedih dan takut,'' ungkapnya.

Sementara itu, sejauh 7.932 kilometer di barat laut Sri Lanka, Istana Christiansborg di Kopenhagen, Denmark, juga mengibarkan bendera setengah tiang. Mereka menyampaikan duka untuk salah seorang taipan asal Denmark, Anders Holch Povlsen.

BACA JUGA: Polri Pastikan Tak Ada WNI Jadi Pelaku dan Korban Bom Sri Lanka

Pemilik jaringan ritel fashion Bestseller itu kehilangan tiga di antara empat anaknya di peristiwa nahas tersebut. Saat itu Povlsen bersama istrinya, Anne, dan empat anaknya menghabiskan liburan Paskah di Sri Lanka.

''Kami meminta Anda menghormati privasi keluarga. Karena itu, kami tak akan berbicara lebih lanjut,'' kata Jesper Stubkier, manajer komunikasi Bestseller.

Sebanyak 39 warga asing meninggal dalam tragedi tersebut. Di antaranya, 8 warga Inggris, 8 warga India, Turki, Australia, Prancis, Jepang, dan Portugal. Mereka ada di antara ratusan korban aksi bom bunuh diri tersebut. (bil/c14/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Teroris Asing Danai Serangan Bom di Gereja Sri Lanka


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler