jpnn.com, JAKARTA - Kejaksaan Agung akhirnya menetapkan seorang tersangka atas nama TT dalam skandal di PT Timah.
Namun, penetapan tersangka baru ini terkait penghalangan penyidikan (obstruction of justice) dan belum menyentuh perkara pokok, yakni tata niaga komoditas timah.
BACA JUGA: Setoran Pajak PT Timah Tembus Rp 315 Miliar Smester I 2023
Selain itu, penyidikan perkara pokok sejak disidik awal Oktober 2023 tak urung dikritisi banyak pihak lantaran terkesan hanya menyentuh CV. Venus Inti Perkasa dan sebaliknya terhadap PT. Refind Bangka TIN, PT. Sariwiguna, PT. Tinindo Inter Nusa dan PT Stanindo Inti Perkasa.
Padahal, keempat perusahaan Smelter lain yang diduga dimiliki pengusaha kakap setempat terlibat dalam Pola Kerjasama dengan PT. Timah sejak 2018 yang diduga secara "sengaja" menguntungkan kelima Smelter.
BACA JUGA: Anggota MIND ID PT Timah Dukung Budi Daya Siput Isap untuk Ungkit Ekonomi Lokal
Presiden Kongres Advokat Indonesia (KAI) Erman Umar menyatakan Kejaksaan seharusnya bekerja secara transparan dan tidak pilih kasih.
"Bila perkaranya terkait 5 Smelter, harusnya lima-limanya dikejar dan tidak terkesan hanya CV. Venus Inti Perkara saja, " pintanya kepada wartawan, Selasa (30/1).
BACA JUGA: PT Timah Dorong Peningkatan Literasi Sejarah Masyarakat Pulau Belitung
Dia berharap Kejagung harus menghilangkan kesan tersebut dan secepatnya menguber dugaan keterlibatan empat Smelter lainnya.
"Pak Jaksa Agung harus tegas, sebab ini bakal terkait dengan Trust Publik. Kita penuh harap Trust Publik ini makin melambung dan tidak berhenti pada angka 80 persen, " ujarnya mengingatkan.
Pegiat Anti Korupsi Iqbal D. Hutapea yang dihubungi terpisah sepakat dan berharap Kejagung segera menuntaskan tanpa ada yang ketinggalan.
"Tentu, kita tidak ingin reputasi Kejagung terganggu dan karenanya harus dituntaskan terhadap semua pihak yang terlibat, " akhirinya.
GEMBOK PINTU
Direktur Penyidikan pada Jampidsus Kuntadi mengatakan penetapan tersangka terhadap TT, karena secara sengaja menghalangi langsung atau tidak langsung penyidikan (Obstruction of Justice) perkara tata niaga komoditas timah di wilayah IUP PT.Timah tahun 2015- 2022.
"Bentuk penghalangan, menutup dan mengembok pintu saat tim penyidik akan menggeledah, " ungkapnya.
Hal lainya, masih sambung Kuntadi TT
menyembunyikan beberapa dokumen yang dibutuhkan, dengan sengaja tidak memberikan keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar sebagai saksi.
"Serta diduga kuat menghilangkan barang bukti elektronik. "
Demi kepentingan penyidikan tersangka dikenakan status penahanan di Lapas Kelas IIA Tua Tunu, Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel) sejak Kamis (25/1) lalu.
SEDAN PORSCHE
Pada bagian lain, Kapuspenkum Ketut Sumedana mengungkapkan tim penyidik telah menggeledah Toko dan Rumah TT dan menyegel 2 brankas, laci meja dan 1 ruang gudang diduga terkait perkara yang tengah disidik pekan lalu.
"Selain itu, ikut disita 1 unit mobil Porsche, 1 unit mobil Suzuki Swift dan uang tunai sebesar Rp1, 074 (miliar). "
Secara terpisah, tim penyidik menggeledah rumah AN dan berhasil
menemukan uang tunai sebesar Rp6, 070 miliar, SGD 32.000 dan beberapa mata uang asing dibungkus dalam kardus rokok di ruang gudang.
Disamping itu, lanjut Ketut mengamankan 55 alat berat yang sengaja disembunyikan di dalam bengkel dan di kawasan hutan yang ditutupi pohon sawit di belakangnya. Alat berat tersebut terdiri dari 53 unit excavator dan 2 unit bulldozer.
"Dalam mengamankan alat berat tersebut, Tim Penyidik mendapatkan perlawanan berupa penebaran ranjau paku dan ancaman pembakaran alat berat dari oknum-oknum yang diduga terafiliasi dari pihak-pihak terkait, " pungkasnya. (dil/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com