Kejar Lifting, Pemerintah Evaluasi RPP Cost Recovery

Minggu, 11 April 2010 – 10:38 WIB
BANDUNG - Pemerintah menargetkan, lifting minyak pada akhir tahun 2011 mampu mencapai target 1 juta barel (bph)Untuk merealisasikan target lifting tersebut, pemerintah perlu mendatangkan investasi baru, termasuk teknologi untuk mencari potensi emas hitam di ladang-ladang baru.

"Untuk merangsang investasi baru tersebut, kita sedang evaluasi Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Cost Recovery

BACA JUGA: Industri Manufaktur Ditargetkan Tumbuh Tujuh Persen

RPP Cost Recovery ini memberikan kepastian kepada investor, terkait biaya yang akan diganti negara apabila dalam kegiatan eksplorasi ditemukan ladang minyak," ujar Menteri Koordinator bidang perekonomian, Hatta Radjasa kepada wartawan, kemarin di Bandung.

Dijelaskan Hatta, dalam RPP Cost Recovery tersebut tertuang ketentuan, negara wajib mengganti biaya kegiatan eksplorasi operator sebesar USD 11-12 miliar apabila ditemukan minyak sebanyak 65.000 bph
"Tahun 2011 atau paling lambat 2012, produksi minyak kita harus 1 juta bph

BACA JUGA: Atasi Krisis Listrik Butuh Rp60 triliun

Karena itu, pemerintah berkomitmen untuk menggalakkan investasi di sektor eksplorasi dan eksploitasi ladang-ladang minyak," kata Hatta.

Target 1 juta bph, kata Hatta, bukanlah hal mustahil, mengingat potensi sumber daya alam Indonesia yang kaya
Tidak hanya itu, dia meyakini masih banyak ladang-ladang minyak di Indonesia yang belum tergali

BACA JUGA: Target 1 Juta Barel Baru Bisa Akhir 2010

"Penelitian telah membuktikan, kita masih memiliki 9 miliar barel minyak yang tersebar di seluruh Indonesia, terutama di kawasan Timur dan laut IndonesiaDan ini yang belum dieksplorasi atau dieksploitasi," tegasnya.

Saat ini, pemerintah menargetkan lifting minyak dalam RAPBN-P 2010 sebanyak 965.000 bphPadahal, target lifting minyak tahun 2009, meleset dari yang dipatok pemerintah sebesar 960.000 bph, di mana hanya 949.138 bph yang dapat direalisasikan(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TDL Naik Bukan Karena Pemerintah Neolib


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler