jpnn.com - LOMBOK – PT ITDC –International Tourism Development Corporation-, pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika, Lombok membuat satu langkah maju.
Terutama dalam hal penyediaan energi listrik untuk kawasan seluas 1.200 hektar yang diharapkan menjadi pengungkit amenitas pariwisata yang terintegrasi di Pulau Lombok, NTB itu.
BACA JUGA: Penendang Garuda Pancasila Dijerat Pasal Berlapis
“Kami sepakat dengan Pertamina EBT (Energi Baru dan Terbarukan) untuk menyiapkan 50MW melalui PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya),” ujar Abdulbar Mansoer, Dirut ITDC Mandalika, Rabu (13/4).
Pasokan listrik memang menjadi persoalan krusial di kawasan industri yang membutuhkan energi besar itu. Saat ini Mandalika masih cukup dengan daya 5MW saja. Tetapi, kalau sudah 100 persen terisi, kapsitas listrik yang diperlukan 5 kali lipat, yakni 25 MW.
BACA JUGA: Wow! Sudah Tersangka, Penendang Garuda Pancasila Masih Bilang Begini
“Tapi, biar aman, kami akan memproduksi 50 MW, untuk hotel, cottage, perkantoran, restoran yang ada di kawasan. Sisa kapasitasnya, akan disalurkan ke Grid PLN guna menambah pasokan listrik Lombok Tengah,” ungkap Berry, panggilan Abdulbar Mansoer.
Teknologi tenaga surya atau solar cell memang paling diimpikan banyak pengguna, karena teknologinya ramah lingkungan. Bukan menggunakan bahan baku fosil, seperti batu bara, solar, dan bensin, yang kalau sudah habis mungkin memproduksi lagi. “Kami menggunakan solar cell, tenaga cahaya matahari, yang bisa kita dapat dengan mudah termasuk di Mandalika,” jelas dia.
BACA JUGA: Penendang Garuda Pancasila, Sarjana Teknik Alumni...
Ketua Pokja Percepatan 10 Top Destinasi Kemenpar, Hiramsyah Sambudhy Thaib juga menambahkan soal listrik memang harus segera menemukan solusi cepat dan cerdik. Mengingat, aminitas itu juga mengkonsumsi listrik yang tidak sedikit. Dari target konservatif tahun 2016 ini, ITDC merencanakan untuk membangun 90 ha, termasuk infrastruktur.
“Yang 90 ha itu sudah kontrak, dan menuju LUDA (Land Utilization & Develompent Agreement),” jelas Hiramsyah.
Menpar Arief Yahya terus mendesak PT ITDC untuk sesegera mungkin membuat terobosan dan percepatan. Sebab, promosi pariwisata pasca kemenangan Lombok sebagai The World Best Halal Destination 2015 itu tidak bisa dibendung. Penghargaan itu sudah diberikan ke Lombok tahun silam. Award itu sendiri sudah merupakan promosi besar bagi Lombok.
“Ingat rumus 3A, akses, atraksi dan amenitas! Dalam bisnis, services itu tidak bisa excuse. Kalau gagal menyediakan services yang terbaik, costumer akan lari ke tempat lain” kata Menpar Arief Yahya di Jakarta.(dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditahan, Penendang Garuda Pancasila Itu Tidak Menyesal
Redaktur : Tim Redaksi