jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC) Zaenal A Budiyono mengapresiasi pernyataan Prabowo soal potensi startup raksasa alias unicorn memperparah kebocoran keuangan negara. Menurut dia, pernyataan itu menunjukkan bahwa Prabowo berpikir jauh ke depan.
“Sepintas pernyataan ini terkesan pesimis di tengah booming internet, padahal sebenarnya itu adalah kekhawatiran yang wajar,” ujar Zaenal, Senin (18/2).
BACA JUGA: Prabowo: Silakan Anda Tertawa, Tapi Ini Masalah Bangsa
Pasalnya, lanjut dia, di era digitalisasi sekarang ini, hubungan antara aktivitas ekonomi kreatif dan ownership sering kali tidak linear. Banyak studi yang menjelaskan bagaimana startup mainstream di suatu negara tidak serta-merta menyumbang keuntungan maksimal bagi negara tersebut.
Itu dikarenakan startup memperoleh modal dari pihak asing. “Bahkan hampir semua unicorn Indonesia juga dikuasai asing,” ujar dosen Universitas Al-Azhar Indonesia ini.
BACA JUGA: Pengamat: Jokowi Galak, Prabowo Terlalu Baik
Imbasnya, dalam strategi dan pengembangan pasar, tidak lagi menjadi hak mutlak pengembang, melainkan justru dikendalikan investor. Inilah paradoks hukum pasar yang masih eksis hingga hari ini.
Namun, tambah Zaenal, sikap waspada terhadap raksasa ekonomi luar berbeda dengan xenophobia. Xenophobia sikap anti-asing yang lebih disebabkan sentimen anti perbedaan dan cenderung bersifat irasional.
BACA JUGA: Sekretaris TKN 01: Gagasan Prabowo Basi, Tanpa Impor Bukan Solusi
“Sementara waspada, justru tidak anti yang irasional, melainkan menyiapkan diri jangan sampai menjadi “korban” para raksasa kapitalisme yang rakus. Di situ poinnya,” beber dia.
Zaenal juga meyakini bahwa Prabowo bukannya tidak memahami bisnis digital atau istilah unicorn. Calon presiden nomor urut 02 itu justru bisa membaca adanya jebakan dari lawan.
Menurutnya, Jokowi kembali mengulang pilihan diksi tak umum seperti unicorn untuk mengulangi kisah 2014. Saat itu Jokowi menembak Prabowo dengan istilah TPID. Kala itu Prabowo tidak tahu apa itu TPID, karena memang istilah ini tidak populer di media.
Untungnya kali ini Prabowo memilih berhati-hati dengan pertanyaan Jokowi. Dia balik bertanya apakah unicorn yang dimaksud adalah terkait online (startup).
“Artinya dia tahu mengenai unicorn, namun tidak mau terjebak seperti 2014, sehingga mengkonfirmasi ke Jokowi,” ujar dia. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Bilang Prabowo Sosok yang Kurang Optimistis
Redaktur & Reporter : Adil