"Ke-ndeso-an Jokowi menjadi kekuatan sekarang di masyarakat. Apakah ke-ndeso-an itu by design atau accident saya tidak tahu. Tapi keluguan dan kebersahajaan Jokowi menjadi kekuatan," kata Burhanudin, di Kantor LSI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/9).
Ia menambahkan, seringkali elit politik lupa bahwa dalam pemilihan langsung itu yang lebih menentukan adalah figur yang diusung, bukan partainya.
Menurut dia, pembelajaran politik seperti ini sudah diberikan pemilih sejak pemilihan presiden 2004 silam. Menurutnya, saat ini figur Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla yang hanya diusung oleh Partai Demokrat yang saat itu belum sebesar sekarang, bisa mengalahkan Megawati-Hasyim Mujadi yang didukung partai besar seperti PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan.
"Apa yang membuatnya unggul, yakni figurnya daripada incumbent waktu itu," ujar Burhanudin.
Lebih jauh, dia menegaskan, agar ke depan partai-partai politik bisa mencalonkan figur terbaik, bukan hanya untuk pemilihan legislatif tapi juga kepala daerah. "Supaya tidak diberikan pelajaran memalukan untuk kesekian kali oleh pemilih," ungkapnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politisi Demokrat juga Legowo
Redaktur : Tim Redaksi