Kekuatan Maaf

Oleh: Dahlan Iskan

Jumat, 25 November 2022 – 07:07 WIB
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - MALAYSIA untung punya raja. Yang selama ini keberadaannya hanya diremehkan sebagai pemanis sistem kekuasaan.

Ternyata sebuntu-buntu urusan politik di sana masih ada raja yang bisa jadi tumpuan akhir: Anwar Ibrahim ditunjuk oleh raja sebagai perdana menteri baru kemarin. Pun tidak sampai berlarut.

BACA JUGA: Titah Raja

Jabatan perdana menteri sudah bisa diisi hanya lima hari berselang, setelah Pemilu ke-15 Sabtu lalu.

Anda sudah tahu: Anwar Ibrahim adalah ketua koalisi pemenang Pemilu (82 kursi), Pakatan Harapan. Kemenangannya tidak mencapai 112 kursi sehingga tidak bisa membentuk pemerintahan sendiri.

BACA JUGA: Korban Bangunan

Pemenang kedua, Perikatan Nasional (73 kursi) juga tidak mampu membentuk pemerintahan baru.

Buntu. Saling tidak mau mendukung, bahkan saling jegal.

BACA JUGA: Lima Golongan

Di Malaysia beredar video pelawak yang saling geser kursi sampai temannya saling terjengkang itu: "situasi yang paling pas untuk menggambarkan perpolitikan Malaysia saat ini," tulis teks di video itu.

Beredar luas juga meme doa. Dihiasi gambar minyak angin cap kapak.

Isi doanya: Ya Allah janganlah harga minyak angin ini naik karena rakyat Malaysia lagi dilanda sakit kepala.

Lalu ada meme tentang jenis-jenis sakit kepala. Lengkap dengan gambarnya: migrain, tekanan darah tinggi, stres, dan menunggu kesepakatan politik.

Tentu mulai kemarin sore harga minyak angin sudah turun lagi. Raja sudah membuat keputusan.

Raja begitu menghormati hasil pemilu. Tidak seperti MPR di pemilu langsung pertama Indonesia setelah reformasi dulu.

PDI Perjuangan menjadi pemenang Pemilu 1999, tetapi Megawati gagal jadi presiden.

MPR memang punya wewenang menetapkan yang lain. Pun raja Malaysia.

Namun, sang raja tetap berpegang pada asas dan moralitas yang baik. Mungkin karena raja seorang diri, sedangkan satu badan MPR berisi 500 orang.

Tanda-tanda raja akan menunjuk Anwar sebenarnya sudah terlihat sejak kemarin pagi, bahkan sehari sebelumnya. Raja selalu menekankan perlunya pemerintahan persatuan.

Maka raja secara khusus mengundang UMNO yang hanya memperoleh 26 kursi. Raja minta UMNO mendukung keputusannya.

Maka UMNO yang sangat membenci Anwar –karena dianggap terlalu dekat golongan Tionghoa– punya alasan untuk tidak malu: demi raja. Taat pada perintah raja.

Kalau saja raja memerintahkan untuk mendukung Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin Yasin, UMNO tidak mau. Kadar kebencian kepada Perikatan Nasional lebih tinggi.

Dukungan untuk Anwar dari UMNO saja belum cukup. Harus satu lagi.

Yang diincar raja adalah GPS (Gerakan Partai Serawak) yang punya 23 kursi. Akan tetapi GPS lagi benci Anwar.

Bukan soal Anwar pribadi, tetapi lantaran Anwar menjadi satu barisan dengan partai Tionghoa baru, DAP.

Mengapa GPS yang mayoritas Tionghoa Kristen membenci DAP yang mayoritas juga Tionghoa Kristen?

Yang jadi masalah sebenarnya sepele. Hanya satu orang.

Ia ketua umum DAP Serawak. Namanya: Chong Chieng Jen. Pengacara.

Bicaranya ceplas-ceplos. Pedas. Terutama saat kampanye.

Umurnya 51 tahun. Asli dari Kota Kuching. Lulusan Singapura dan akuntansi dari Australia.

Chong Chieng Jen digelari si pembunuh gergaji. "Chieng Jen menggasak, memarah, dan menghina BN, Najib, dan Kui Hian, dengan memasak sentimen sehingga hangus" tulis media di Kuching.

Kui Hian adalah tokoh GPS Serawak. Dianggap dekat dengan UMNO dan Najib Razak yang koruptif.

Ternyata GPS menang besar di Serawak. Dapat 23 dari 30 kursi yang diundi.

Pengundi marah pada Chieng Jen yang dianggap sombong. Namun, Chieng Jen sendiri akhirnya terpilih menjadi anggota DPR dari Dapil Sentosa di Kuching.

Menyadari tingginya sentimen pada Chieng Jen itu, pimpinan pusat DAP datang ke Kuching. Rupanya raja juga yang minta pimpinan DAP menyelesaikan konflik anak buah mereka di Serawak itu.

Setiba di Kuching, Sekjen DAP Anthony Loke Siew Fook langsung ke rumah ketua umum GPS. Di situ hadir juga wakil ketua umumnya: Profesor Datuk Seri Dr Sim Kui Hian.

Secara terbuka sekjen DAP itu minta maaf kepada GPS, kepada ketua umumnya, kepada Kui Hian, dan kepada seluruh rakyat Serawak.

"Kalau ada ucapan dan tindakan salah satu unsur pimpinan DAP yang menyakiti hati rakyat Serawak, kami pimpinan pusat dan daerah DAP minta maaf."

Rupanya GPS bisa menerima permintaan maaf itu. Maka GPS menyatakan "siap menaati keputusan raja yang akan menunjuk Anwar Ibrahim untuk menjadi perdana menteri dan membentuk pemerintahan persatuan nasional".

Maka kalau Pakatan Harapan, UMNO/Barisan Nasional, dan GPS bersatu di belakang Anwar, pemerintahan baru nanti akan lebih kuat. Sudah tiga tahun Malaysia selalu punya pemerintahan yang rapuh.

Kelihatannya harga minyak angin pun akan terus turun di sana, kecuali ternyata kabinet yang akan dibentuk Anwar tidak memuaskan. Maka kini banyak yang berdebar menunggu siapa akan jadi menteri apa.

Kalau minyak angin memang sudah tidak laku di sana, siapa tahu, kita lebih memerlukannya.

Dengan dilantiknya Anwar Ibrahim pukul 17.00 kemarin sore, legalah Malaysia. Sementara.

Maka muncul-lah meme yang langsung viral di sana. Judulnya: Malaysia Boleh.

Isinya: Mantan narapidana jadi perdana menteri.

Mantan perdana menteri jadi narapidana. Maksudnya Anwar dan Najib.

Malaysia Boleh.(*)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kumpulan Pengabdi


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler