Kekuatan Militer Semakin Baik, Kok Peringkat TNI Merosot?

Kamis, 05 Oktober 2017 – 18:36 WIB
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta. FOTO: Dok. FPKS DPR

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sukamta mengatakan kekuatan militer Indonesia sudah semakin baik. Namun, kata dia, peringkat Tentara Nasional Indonesia (TNI) di dunia mengalami penurunan.

Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR itu menjelaskan, berdasarkan data Global Fire Power (GFP), ranking kekuatan militer Indonesia pada 2012 berada di posisi ke 22.

BACA JUGA: Bukan Cuma TNI, Polisi Juga Tidak Boleh Berpolitik Praktis

Pada 2015 naik ke peringkat 19. Pada Januari 2016, Indonesia naik di posisi ke 12 dengan power index 0,52.

Pada 2017, Sukamta menegaskan, ranking GFP Indonesia menurun pada posisi ke-14 dengan power index 0,34.

BACA JUGA: Uztaz Jazuli Yakini Panglima TNI Tak Bermanuver Politik

“Ini menunjukkan kekuatan militer Indonesia semakin baik tapi ranking menurun. Indonesia lebih lambat percepatan peningkatan kekuatan militernya dibanding negara-negara lain, dan ini bisa ditafsirkan sebagai meningkatnya potensi ancaman terhadap Indonesia,” kata Sukamta dalam keterangannya, Kamis (4/10).

Karena itu, Sukamta menegaskan, kuantitas dan kualitas unsur-unsur pertahanan perlu terus ditingkatkan. Indonesia terus berusaha meningkatkan alat utama sistem persenjataan TNI baik secara kuantitas maupun kualitas.

BACA JUGA: Doa dan Harapan Kapolri untuk TNI

Dia berharap melalui minimum essentials force (MEF), kebutuhan alutsista TNI dapat terpenuhi. “Dari tahun ke tahun kami terus mendorong agar anggaran untuk membeli dan memperbarui alutsista ditingkatkan,” tegasnya.

Selain unsur alutsista, kata dia, prajurit TNI sebagai salah unsur penting juga harus terus ditingkatkan kemampuan, integritas, kedispilinan serta kedekatannya dengan rakyat.

Secara kemampuan, Indonesia memiliki sejumlah pasukan elite khusus di masing-masing matra, seperti Kopassus dan Raider di AD, Paskhas dan Denbravo (Detasemen Bravo) 90 di AU, Kopaska (Komando Pasukan Katak), Yontaifib (Batalyon Intai Amfibi), dan Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) di AL, yang memiliki kemampuan di atas rata-rata tentara reguler.

Daya survival dan tempur pasukan elit itu diakui kehebatannya oleh negara-negara lain. “Ini jadi kebanggaan tersendiri, tapi jangan membuat kita terlena, justru Indonesia harus terus meningkatkan kuantitas dan kualitasnya,” ungkap Sukamta.

Lebih jauh dia mengatakan, jiwa prajurit TNI juga mesti terus digembleng agar selalu memiliki integritas dan kedisiplinan yang tinggi.

Menurut dia, masih sering terdengar kasus-kasus indisipliner oknum prajurit yang bertindak bertentangan dengan jiwa TNI.

“Ini menjadi pekerjaan rumah kita. Hal-hal seperti ini kita harapkan tidak lagi terjadi ke depannya,” tegasnya.

Jika sumber daya manusia, alutsista, dan anggaran terus ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya melalui program renstra dan minimum essential forces (MEF), diharapkan kekuatan pertahanan Indonesia semakin baik dan bisa masuk 10 besar.

“Bahkan, lima besar kekuatan militer dunia pada masa yang akan datang. Selamat HUT ke-72 TNI! Merdeka!,” tutup Sukamta. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI Harus Terdepan Cegah Proxy War


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler