Gubernur Sulut, Sinyo Harry Sarundajang mengungkapkan, susahnya gas di wilayahnya bukan karena kelangkaan persediaan. Menurutnya, kelangkaan itu karena masalah teknis distribusi gas.
"Harus diangkut beberapa kali ke darat oleh kapal khusus yang kalau dia kembali mesti menunggu air pasang lagi. Jadi 1500 ton setiap kapal elpiji ke sana itu mesti diangkut enam kali. Ini yang menjadi penyebab. Jadi masalahnya pada teknis pembongkaran, bukan kelangkaan," papar Sarundajang di sela-sela Musrenbangnas di Jakarta, Selasa (30/4).
Meski begitu ia mengakui bahwa kuota gas elpiji 3 kilogram untuk Sulut perlu ditambah lagi agar kebutuhan sehari-hari masyarakat tercukupi. Sejauh ini, setiap kapal yang masuk membawa 1500 ton gas elpiji.
Namun pasokan itu selalu saja belum mencukupi kebutuhan masyarakat Sulut. "Sama sekali belum cukup. Ada barangnya, hanya kendala kapalnya ini. Gas tiga kilogram terlalu sedikit dan cepat habis," pungkasnya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konflik Lahan juga Diteriakkan
Redaktur : Tim Redaksi